Senin, 14 Desember 2015

Seri tarjamah mafahim yajibu an tusohaha, bagian sambutan-sambutan Ulama 2



SAMBUTAN
SYEKH YUSUF BIN AHMAD AL-SHIDDIQI
Wakil Hakim Pengadilan Banding Pemerintah Bahrain
Dan Anggota Robithoh Islamiyah Makkah Mukarromah
Bismillahirrahmanirrahim
SEGALA puja-puji hanya dipersembahkan kepada Allah, Tuhan Yang Mengurus dan Mendidik alam semesta. Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah meruah kepada sayyid al­mursalin, rasul pilihan, komandan hamba-hamba ahli surga yang tampan dan penuh ceria (al-ghurrah al-muhajjalin), panutan kita, Nabi Muhammad Saw kekasih kita, pemberi syafa'at kepada kita, dokter spritual kita- berupa shalawat dan salam abadi seiring beredar dan bergantinya malam dan siang. Limpahan shalawat dan salam pun semoga disampaikan kepada keluarga Nabi dan para sahabatnya yang terpilih.
Saya telah membaca dan menelaah buku yang sangat bermutu ini. Karya yang berkualitas ini disusun oleh seorang penulis mulia yang masih keturunan dengan keluarga Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah Allamah Al-Fadhil Sayyid Dr. Muhammad Ali Al-Maliki. Menurut saya, buku ini sarat dengan makna-makna yang berbobot dan sasaran yang tinggi yang dijelaskan dengan menggunakan dalil­-dalil yang tegas dan jelas, terutama kajiannya yang berhubungan dengan masalah diperbolehkannya bertabarruk terhadap berbagai peninggalan Nabi, masalah tawasul dengan diri Nabi Muhammad Saw, masalah berkunjung ke Masjid Nabawi yang agung, masalah hadir didepan makam Nabi Muhammad Beliau menguatkan penjelasannya dengan berbagai dalil dari Kitab Allah, Sunnah Rasulullah Saw, dan pendapat para ulama terkenal, baik dari kalangan salaf maupun khalaf.
Saya bermohon semoga Allah membalas jasa penulis buku ini dengan limpahan kebaikan yang terbaik demi kebaikannya di dunia dan akhirat. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita rasa mahabbah kepada Nabi-Nya yang mulia dan kesediaan untuk mengikuti langkah-langkahnya. Kita juga bermohon semoga Allah berkenan mematikan kita semua dalam keadaan mengikuti Sunnahnya, dan membangkitkan kita di bawah lindungan bendera Nabi Muhammad pada hari pembalasan nanti.
Semoga limpahan shalawat dan salam senantiasa mengucur kepada junjungan kita, Nabi Muhammad dan keluarga serta semua sahabatnya yang mulia berikut para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat.

RINGKASAN
SAMBUTAN 13 ULAMA YAMAN
Bisrmillahirrahmanirrahim
SEGALA puji hanya bagi Allah Tuhan Pencipta dan Pendidik serta Pengurus semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah dan terlimpah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad -rasul utusan Allah yang paling mulia- dan kepada keluarga serta semua sahabatnya.
Sejumlah ulama Yaman telah menelaah dan meneliti buku Mafahim Yajibu an Tushohhah yang ditulis oleh Allamah Al-Hujjah Fadhilat Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki. Ternyata karya ini mendapat pengakuan positif serta sanjungan dari mereka dan menetapkannya sebagai kitab yang bermutu. Mereka berkenan  memberikan sambutan dan komentar terhadap buku ini perihal pandangan mereka, kitab ini termasuk karya yang paling bagus di bidangnya. Kelebihan buku ini ditentukan, antara lain, oleh penulisnya yang berupaya mendekatkan pendapat ulama salaf dan ulama khalaf dalam lapangan akidah.
Dalam bukunya ini, ia menjelaskan apa yang diakui rumit oleh banyak orang. Beliau juga membahas secara jelas berbagai permasalahan yang membuat banyak orang linglung karenanya. Kitab ini bagaikan untaian kalung mutiara indah, yang terbaik yang pernah di tulis oleh ulama’ Ahlissunnah wal jama’ah, baik pada masa lampau maupun masa sekarang (modern); baik tulisan yang berupa prosa maupun syair (puisi).
Buku ini betul-betul diakui sebagai karya istimewa dalam pembahasannya, dan dapat memenuhi kebutuhan para pencari ilmu, selain memang sejalan dengan akidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah yang wajib diyakini. Oleh sebab itu, semoga beliau mendapatkan balasan yang baik dari Allah karena jasanya terhadap Islam dan kaum. Amin.
Diantara ulama Yaman yang memberi sambutan atas hadirnya buku ini adalah:
1.    Mufti Pemerintah Yaman, as-Sayyid Ahmad bin Muhammad Zubarah.
2.    Mutfi Sayyid Ibrahim bin Umar bin Aqil.
3.    Syaikh Asad bin Hamzah bin Abdul Qodir.
4.    Syaikh Ahmad Daud.
5.    Sayyid Abdul Hadi Ujail, Kepala Keuangan Yaman.
6.    Muhammad Hizam al-Maqromi.
7.    Syaikh Ahmad Ali al-Washobi.
8.    Mufti Zabid Sayyid Muhammad bin Sulaiman.
9.    Syaikh Abdul Karim bin Abdullah.
10. Syaikh Husain bin Abdullah al-washobi.
11. Syaikh Sayyid Muhammad Ali al-Batthoh.
12. Syaikh Muhammad Ali Mukrom.
13. Syaikh Muhammad bin Ali al-Manshur.


SAMBUTAN
SYEKH MUHAMMAD AL-SYADZILI AL-NAIFUR
Mantan Dekan Fakultas Syari’ah Univ. Tunisia
Dan anggota Robithoh ‘Alam Islamiy Makkah al-Mukarromah
Bismillahirrahmanirrahim
PADA era modern ini dunia Islam menghadapi krisis serangan yang bertubi-tubi dari para penentangnya. Serangan yang paling dahsyat dilakukan oleh kaum Zionis bagaikan ulat yang menggerogoti kayu, mereka menyerang kaum Muslimin dengan berbagai macam cara yang dapat merusak fisik umat Islam. Serangan mereka memang tidak terang-terangan kecuali yang mereka lancarkan terhadap kaum Muslimin di Palestina. Tetapi, serangan mereka secara tidak terang-terangan itu sungguh telah menggerogoti tulang umat Islam.
Serangan lainnya dilancarkan secara gencar oleh kaum Salib (Nasrani). Serangan mereka sedemikian keras dan gencar dalam memerangi Islam dan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia. Siang-malam, mereka melakukan penyerangan. Keinginan mereka adalah menindas kaum Muslimin dan mendesak mereka sampai terpojokkan pada tempat yang paling sempit, bahkan sampai lenyap. Masing-masing, kaum zionis dan kaum salib saling membantu untuk menyerang dan menghancurkan Islam dan umatnya. Serangan mereka yang dirasakan kaum Muslimin sebagai serangan yang paling menyakitkan adalah upaya-upaya mereka untuk mengacaukan kaum Muslimin sehingga mereka seakan-akan meminum obat, padahal yang mereka tenggak adalah racun. Kaum muslimin yang tertipu itu, yang dengan lantang berteriak sebagai pembaharu dan modern, tidak merasa teracuni sehingga mereka memaksa kaum muslimin untuk mengikuti gerakan pembaharuan yang mereka ikuti. 
Mereka juga angkat suara dengan propaganda yang diatasnamakan pembaharuan dan liberalisasi untuk menarik simpati dari dunia Islam.
Serangan-serangan membabi buta yang mereka lancarkan telah menghancurkan pemukiman muslim dan menguras air mata, sedangkan mayoritas dari kita sibuk oleh urusan-urusan pribadi kita, seperti ketegangan yang terjadi diantara kita, atau ketegangan antar negara yang ditimbulkan dari serangan-serangan yang mereka buat sehingga kita bisa lupa dengan inti serangan yang mereka maksudkan. Kejadian ini secara tidak kita sadari akan mengabaikan bahaya dari serangan yang telah membabi buta sehingga dengan sendirinya akan membuat kita memusuhi teman kita sendiri.
Contoh dari akibat serangan ini, banyak kita temukan dari kita yang tanpa alasan memusuhi penganut Asy’ariyyah yang jika kita lihat mereka masih dalam koridor sunnah yang telah beliau Nabi tinggalkan kepada kita dengan jelas dan gamblang.
Kita patut berterima kasih kepada Imam Ibnu Asakir -dan semoga Allah senantiasa memberikan rohmat kepadanya- yang telah tampil berani mengulas profil Asy’ariyyah dalam kitabnya Penjelasan bohongnya mereka terhadap berbagai fitnah yang dialamatkan kepada Imam Abi al-Hasan al-Asy’ari. Dalam komentarnya Ibnu Asakir menggarisbawahi sikap moderat yang ditunjukkan oleh kaum Asy’ariyyah yang merupakan jalan terbaik diantara menafikan sifat-sifat Allah dan men-jisim-kan Dzat Allah. Allah telah memberikan petunjuk kepada Imam Asy’ari untuk membela Sunnah Nabi-Nya dengan dalil-dalil aqli sehingga dapat menyatukan kaum yang telah terpecah. Kemudian dalam perkembangan-nya beliau menetapkan sifat-sifat yang telah Allah tetapkan bagi Dzat-Nya serta menafikan sifat-sifat yang tidak sebanding dengan keagungan-Nya.
Asy’ariyyah ibarat seperti yang dituliskan Syair dalam Syairnya:
“Asy’ariyyah adalah kaum yang telah diberi pertolongan Allah dengan jalan yang benar. Aqidah mereka tidak keluar dari sunnah dan Nash-nash kitab Allah.”
Untuk menegaskan benarnya Mazhab Asy'ariyyah, tampaknya cukup dengan memahami bahwa sejumlah ulama handal hampir semuanya dari kalangan Asy'ariyyah; bahkan sebelum mazhab ini muncul ke permukaan. Sebabnya, karena mereka memang mengikuti Sunnah Nabi Muhammad Saw. Setelah mazhab ini tampil ke permukaan, para ulama itu pun mengikutinya. Kalaupun yang mengikuti mazhab Asy'ariah itu tidak semuanya, yang jelas mayoritas mereka memang mengikutinya.
Itulah yang dikemukakan oleh Ibnu Asakir dalam kitab Tabyin Kidzb A1-Miiftari pada bab "Dzikr Jama'at min A'yan Masyahir Ashhabih" (Sejumlah Tokoh Terkenal Pengikut Abu Al-Hasan Al­Asy'ary). Adanya keistimewaan pengikut itu menunjukkan keutamaan yang diikuti. Cukuplah sebagai salah satu bukti untuk itu, bahwa diantara yang mengikuti Abu Al-Hasan Al-Asy'ari adalah Al-Qadhi Abli Bakar bin Al-Thayyib Al-Baqillani Al-Bashari, seorang ulama produktif. Dialah penulis berbagai kitab yang terkenal dalam kaitannya dengan upaya menjawab tantangan orang-orang yang menentangnya. Bahkan sampai-sampai Abu Al-Hasan Al-Taimi al-Hambali berkata kepada para sahabatnya, "Peganglah pendapat orang ini (Al-Baqillani) karena ia selalu mengikuti Sunnah Nabi Muhammad saw.
Tokoh-tokoh piawai lainnya adalah Al-Hakim Al-Naisaburi, punulis kitab besar Al-Mustadrak ‘ala as-Shohihain, Juga Ibnu Faurik, Abu Ishak Al-Asfarayani, Al-Hafizh Al-Ashfahani, Abu Muhammad Qodli Abdul Wahhab Al-Baghdadi Al-Faqih Al-Maliki. Buku-buku I,, nva Al-Baghdadi jauh lebih terkenal daripada bukit. Di antara Lnvanya itu mendapat perhatian khusus dari Al-Imam Al-Maziri, waitu kitab A1-Talqin. Demikian pula, ulama terkenal sekaliber ~ v i v vhaddits terkenal, Al-Hafizh Abu Dzar Al-Harwi Al-Maliki, Al-Hafizh \I )ti bakar Al-Baihaqi, Al-Hafizh Abu Bakar Al-Khathib Al-Baghdadi, I v i aun Abu Al-Ma'ali Al-Juwaini, Abu Al-Hasan Al-Thabari, Al-Kaya \1 Harasi, dan imam yang terkenal dengan gelar Hujjatul Islam, Abu ~ I: imid Al-Ghazali. Ulama lainnya yang termasuk tokoh Mazhab \w'ariyyah dari Maroko (Al-Maghrib) adalah dua imam terkenal, yaitu : v a am Abu Al-Hasan Al-Qabisi dan Imam Al-Maziri.
Jika diteliti secara cermat• para ulama pengikut Mazhab \sv'ariyyah itu terbukti sebagai ulama yang paling banyak. Jadi, Ica ada yang berani menilai sesat terhadap mereka, berarti hwhanyakan kaum Musliinin adalah sesat. Dan itu berarti telah terjadi ,wacam kesepakatan mereka atas kesesatan. Dan itu berarti w u nnbohongkan hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh v ii as bin Malik ra. yang menyatakan: "Sesungguhnya Rasulullah ;: vw (pernah) bersabda, `Sungguh umatku tidak akan bersepakat atas ,~ (•sesatan. Jika kamu melihat (mengetahui) adanya suatu perbedaan ,'I Jdapat (ikhtilafi, maka kamu harus mengikuti pendapat kebanyakan !wyoritas)'." (H.R. Ibnu Majah, salah seorang penyusun kitab-kitab v wnah yang enam Al-Kutub Al-Sittah)
Hal lain yang diserang oleh sebagian kaum Muslimin "modern" ~ ~ i adalah masalah a1-maulid a1-nabawiyy at-syarif, memperingati ' ~ lahiran Nabi Muhammad Saw yang muha. Padahal, jika kita teliti w ara cerrnat, perbuatan itu bukan perbuatan bid'ah. Kegiatan itu ,tru bertujuan mengagungkan hari kelahiran Nabi Muhammad
Saw demi mengikuti langkah Nabi sendiri dalam mengagungkan keselamatan Nabi Musa as. pada hari Asyura (hari ke sepuluh Muharam dengan) menyunatkan saum padanya.
Dan untuk menghindari penambahan satu hari raya lagi di antara hari-hari Id kaum Muslimin, maka kaum Muslimin tidak menyebut hari kelahiran Nabi Muhammad Saw itu sebagai hari Id Milad (Hari Raya Kelahiran Nabi Muhammad Saw). Mereka hanya menamainya sebagai hari kelahiran (yaum a1-milad). Itu tentu sangat baik bagi mereka.
Untuk menghilangkan ketidakjelasan mengenai masalah peringatan al-maulid itu, Imam Jalaluddin Al-Suyuthi telah menje­laskan dalam kitabnya Husn Al-Maqshid fi `Amal A1-Maulid (Tujuan Yang Benar (bagus) dalam Melaksanakan (Peringatan) Maulid).
Itulah di antara paham-paham yang perlu diluruskan. Masalah­masalah seperti itulah yang menjadi perhatian Fadhilah Allamah Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam kitabnya yang sarat dengan makna itu (mafahi".
Sebagian besar paham yang keliru itu telah dibuktikan dan dijelaskan serta diluruskan oleh Syekh Muhammad Alawi. Beliau telah menunjukkan pendapat yang benar mengenai paham-paham yang keliru. Tampaknya apa yang dikemukakan penulis telah memadai dan tidak perlu meminta pandangan banyak ulama untuk mengakui dan mengukuhkannya; seperti dua permasalahan akidah (teologis) yang telah dikemukakan.
Kami berharap, serangan-serangan itu dapat berhenti setelah adanya tentang penjelasan apa yang semestinya diluruskan atau dibenarkan. Semoga berhenti pula pena-pena yang diarahkan untuk mencederai Islam dan kaum Muslimin, sehingga kita dapat menyelamatkan katml Muslinun yang telah disesatkan oleh pendapat­pendapat yang keliru itu. Dengan demikian, semoga kita termasuk di antara sc:jumlah orang yang membela kejayaan Islam dengan pena dan pernikiran.
Kami berrnohon semoga Allah Swt menjadikan kita termasuk di antara orang-orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti perkataan yang terbaik.


SAMBUTAN
SYEKH MUHAMMAD FAL AL-BANNANI
Bismillahirrahmanirrahim
S EGALA puja-puji hanya hak dan milik Allah Swt, Tuhan Yang Mengurus dan Mendidik semesta alam, Tuhan Yang berfirman, "Dan bertolong-tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan ~ IN takwa, dan janganlah tolong menolong dalam (mengerjakan) ,      rbuatan dosa dan permusuhan." (Q.S. Al-Ma'idah [5]: 2). Dia juga ,! yang berfirman, "... dan janganlah sebagian kamu menggunjing ! jagian yang lain. Sukakah salah seorang di an tara kamu memakan ;rJing saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa ~k kepadanya." (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12). Dia juga berfirman, "Or­~ Ig -orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan, haaian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain." (Q.S. Al­!Wah [9]: 71)
Semoga rahmat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan .a, rasul yang paling mulia, komandan ahli surga yang tampan­vipan nan penuh ceria, seorang rasul yang pernah bersabda,

Orang mukmin dengan (bantrran) saudaranya adalah (menjadi) banyak.
Dia jugalah yang menyatakan,
Mukmin itu saudaranya mukmin. Tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menyerahkannya kepada yang (akan) menzaliminya.
Beliau juga menegaskan:
Perumpamaan kaum Mukminin dalam hal saling mencintai dan saling menyayanginya bagaikan (satu) jasad. Jika ada di antaranya satu anggota yang sakit, semua anggota tubuh akan sulit tidur dan merasa sakit (demam).
Kaum rnukrninin itu bagaikan (safu) bangunan yang kokoh, yang sebagian (komponennya) menguatkan bagian yang lainnya.
Beliau juga orang yang berwasiat:

.Ianganlah kamu saling mendengki, saling membenci, danjangan pula saling membelakangi. Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Masih banyak sabdanya yang mengajak kaum mukminin untuk ding mengasihi dan mencintai, serta senantiasa menjalin tali ~      v saudaraan, bahkan selalu berbaik sangka kepada Allah dan n.pnda sesama hamba-Nya.
Saya telah menelaah secara cermat kitab yang ditulis oleh seorang ~~trawan, ahli hadis, ahli bahasa, a1-arib (orang yang sangat mahir), a knh panutan orang-orang pintar dan terhormat, keturunan orang­; , mg terpandang dan mulia, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki - v t trrunan Imam Malik dart segi kelahiran dan negerinya- ini. Saya
~ v [cesimpulan, berbagai permasalahan telah dibahas dan dikaji aira teliti dan benar. Hal itu terjadi karena bahasan-bahasan dalam ! ;,ah ini dilandaskan pada berbagai nas dan dalil yang tidak ,, rryisakan keraguan dan kesamaran pada hati orang yang wnpunyai pegangan berupa ilmu dan sikap bijaksana (adil).
t_*aya bahasa dan penuturan yang bagus, metode dan teknik i :ibahasan yang menarik serta metode penelitian yang benar, telah ,idorong saya untuk ikut member-ikan komentar dan pengantar. ,va melakukan ini sebagai tanda ikut berpartisipasi dalam ,:jawab para penentang untuk mengajak mereka kembali kepada ; x-naran. Saya ingin mengajak mereka untuk tidak mengkafirkan ()rang Muslim hanya karena masalah-masalah yang tidak ~rpakati. KetahLtilah, para ulama telah sepakat, jika ada seorang
' ;slim mengeluarkan pernyataan atau melakukan sesuatu yang rnpunyai kemungkinan kemurtadan, hendaklah tidak terburu­;ar mengambil kesimpulan (vonis) untuk menghindari pernyataan 1 ma seseorang -yang dituduh- telah keluar dari Islam.
Menurut saya -Allah tentu lebih mengetahuinya- tidak ada ~:ill lain bagi para penentang terhadap berbagai masalah yang v ! rgkat dan dibahas dalam buku ini kecuali "menyerah" (al-taslim) nadap apa yang dikandung di dalamnya. Sebab, apa yang i:<uldung di dalamnya hampir menrpakan ijmak atau kesepakatan
ulama, baik ulama masa lalu maupun masa kini; sebagaimana dijelaskan oleh sejumlah ulama handal dan para penghafal hadis dan Al-Qur'an di antara para ulama Islam yang telah dikenal dunia Islam. Semoga mereka mendapatkan balasan yang berhpat ganda atas jasa-jasanya pada Islam dan kaum Muslimin. Dan semoga penulisnya pun mendapatkan ganjaran yang terbaik dan diberi umur panj ang.
Karya ini diharapkan bisa menjadi khazanah nan penuh berkah dan bermanfaat bagi kaum Muslimin yang hanya menghendaki tampilnya kebenaran ke permukaan dunia. Semoga Allah Swt juga berkenan merahmati para pendahulunya yang saleh, 'alim dan 'amil (banyak berkarya) sesuai dengan ilmunya. Mereka telah berjasa karena telah menyebarluaskan -dan memahamkan ke hati umat Islam- berupa ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Sunnah serta alat-alat untuk membongkarnya; ilmu-ilmu yang mereka sebar-luaskan ke berbagai pelosok bumi, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Sebagai peran dan pengaruh para ulama, banyak kaum Muslimin di hampir seluruh penduduk dunia dapat mengenyam ilmu-ilmu tersebut. Sungguh saya berani bersaksi, di antara yang saya kenal dari keluarga penuhs yang muha itu adalah ayahnya sendiri. la adalah Syekh Sayyid Alawi Abbas Al-Maliki. Dialah tokoh terkenal yang sangat berperan dalam medan dakwah Islami dan penyampaian ilmu­ilmu agama. Seringkah saya menghadiri -khususnya pada beberapa tahun secara berturut-turut- kajian yang disampaikan ayah penulis buku ini di Masjid Al-Haram. Mated yang disampaikannya adalah Al-Qur'an, tafsir Al-Qur'an, hadis, fikih, tauhid dan akidah serta mated lainnya. Begitu menariknya kajian yang ia sampaikan, mu­rid-murid dan para audiens yang mengikuti majelis-majelisnya semakin banyak. Semoga Allah Swt berkenan melimpahkan rahmat yang luas baginya. Semoga pula Allah memanjangkan usia pewarisnya dalam ilmu dan kesinambungan dalam mengajar, yakni kepada seorang pemuda yang saleh dan kuat tauhidnya serta bagus ketakwaannya, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki. Semoga ia, sang putra, clapat menyelamatkan iunat dari kesesatan, dan senantiasa mencintni Uah (Ian I2asul-Nya.


LAMPIRAN:
PERMOHONAN MAAF PENULIS
Bismillahirrahmanirrahim,
Kami mohon maaf khususnya kepada para ulama yang telah mengirim sambutannya kepada kami, namun belum sempat dimuat dalam edisi ini. Para ulama itu:
1.     Al Imam Al Allamah Al Ushuly Al Luqhawy As Syaikh Sidi Al Faruqy, Ketua Majelis Ulama Maroko.
2.     Al Allamah Al Faqih Ibnusshadiq As Syaikh As Sayyid Abdullah Ibnu Muhammad Ibnusshadiq Al Ghamary, Ulama besar Maghrib.
3.     Al Allamah Al Muhaddits Al Ushuly As Syayyid Abdul Aziz Ibnu Muhammad Ibnusshadiq Al Ghamary.
4.     Al Ustadz As Syayyid Muhammad Ibnu Ali Al Habsy, Ketua Markas Islam Indonesia.
5.     Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Abdul Qadir As Saggaf, Mufti Hadramaut.
6.     Al Allamah Al Faqih As Sayyid Ibrahim Ibnu Uqail, Mufti Al Hadidiyah.
Kami haturkan terima kasih yang setinggi-tingginya dan berdo’a, semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian.

Wasalam,
ttd
MUHAMMAD ALWY AL-MALIKY AL-MAKKY


PERMOHONAN MAAF PENERBIT
Bismillahirrahmanirrahim,
Kami mohon maaf kepada penulis buku dan para pembaca buku ini, lantaran kami belum sempat memuat beberapa kata sambutan, yang telah kami terima dari para ulama.
Namun demikian, pada prinsipnya berbagai sambutan tersebut sama dengan atau mendukung semua sambutan yang telah dimuat. Oleh sebab itu kami cukupkan saja dengan menyebutkan nama-nama beliau sebagai berikut ;
1.      As Syaikh Muhammad Abdul Wahid Ahmad (Wakil Menteri Wakaf Mesir).
2.      As Syaikh Ibrahim Ad Dusuqy Amr’iy (Mantan Menteri Wakaf Mesir).
3.      Al Allamah As Syaikh Husain Mahmud Muawwidl (Ulama Besar Al Azhar As Syarif).
4.      Abu Zaid Ibrahim Sayyid Mesir (Pembina Bahasa Arab yang Diperbantukan di Dubai).
5.      Al Allamah As Syaikh Muhammad Azizurrahman Al Haqqany Al Hazarawy (Khatib dan Imam Masjid Asshadiqul Akbar, Rawalpindi Pakistan).
  Wasalam,

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar