Selasa, 29 Desember 2015
وصية السبكى وتحليل الحاشض من الاحرام
dua kitab dalam satu buku, ya yang pertama WASIAT IMAM SUBKY kepada anak terbesarnya MUHAMMAD dan kitab kedua adalah kitab maha penting bagi para pembimbing haji, yaitu kitab TAHLILUL HA'ID MINAL IHROMI, berisi uraian hukum tahallulnya wanita hed dari ihromnya, monggo di download di sini.
Senin, 28 Desember 2015
موهبة ذوى الفضل للشيخ الترمسى
Alhamdulillah .... di sela hari yg super padat eni, sambil leyeh-leyeh melepas kepenatan, saya bagikan untuk para pecinta ilmu agama sebuah karya besar dar ulama besar tanah jawa, syekh Mahfudz termas, yg terkenal dengan judul Mauhibati dzawil fadli,
juz 1 disini
juz 2 disini
juz 3 disini
juz 4 disini
juz 5 disini
juz 6 disini
juz 7 disini
juz 1 disini
juz 2 disini
juz 3 disini
juz 4 disini
juz 5 disini
juz 6 disini
juz 7 disini
Sabtu, 26 Desember 2015
ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH karya Sayyid Muhammad Al Maliky
الحمد لله رب العالمين وصلى الله تبارك وتعالى على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم اجمعين
وبعد ... فان سعادة المؤمن فى الدنيا وكرامته فى الاخرة تتحقق باقتدائه برسول الله صلى الله عليه وسلم,
ketika membaca kitab mafahim yajibu an tusohhaha karya beliau ASSAYYID MUHAMMAD BIN ALWY AL MALIKY (semoga saya dan keluarga saya di kumpulkan bersamanya juga bersama jadd nya ) saya sangat penasaran dengan kitab karya beliau yang di beri judul ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH sebuah kitab yang menjadi penyebab beliau di larang keluar dari negaranya karena para penentangnya kuatir terhadap penyebaran akidah beliau, namun semua di kehendaki alloh subhanahu wa ta'ala, ilmu beliau menyebar ke seleuruh penjuru dunia islam,
Dan alhamdulillah kitab ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH itu kini sudah bisa saya baca, mudah-mudahan saya bisa meneladani dan mengikuti sebagian isinya, amin ya robbal alamin, monggo bagi teman-teman yang ngersa'ake kitab tersebut donload di sini
Jumat, 25 Desember 2015
PERBEDAAN PASTI ANTARA BID’AH SYAR’IYYAH DAN BID’AH LUGHAWIYYAH seri tarjamah mafahim 11
Sebagian ulama mengkritik
pengklasifikasian bid’ah dalam bid’ah terpuji dan tercela. Mereka menolak
dengan keras orang yang berpendapat demikian. Malah sebagian ada yang menuduhnya fasik dan sesat disebabkan
berlawanan dengan sabda Nabi yang jelas : Setiap bid’ah itu sesat. Teks hadits
ini jelas menunjukkan keumuman dan menggambarkan bid’ah sebagai sesat. Karena
itu Anda akan melihat ia berkata : Setelah sabda penetap syari’ah dan pemilik
risalah bahwa setiap bid’ah itu sesat, apakah sah ungkapan : akan datang
seorang mujtahid atau faqih, apapun kedudukannya, lalu ia berkata, “Tidak,
tidak, tidak setiap bid’ah itu sesat. Tetapi sebagian bid’ah itu sesat,
sebagian baik dan sebagian lagi buruk. Berangkat dari pandangan ini banyak
masyarakat terpedaya. Mereka ikut berteriak dan ingkar serta memperbanyak jumlah
orang-orang yang tidak memahami tujuan-tujuan syari’ah dan tidak merasakan
spirit agama Islam.
Tidak lama kemudian mereka
terpaksa menciptakan jalan untuk memecahkan problem-problem yang mereka hadapi
dan kondisi zaman yang mereka hadapi
juga menekan mereka. Mereka terpaksa menciptakan perantara lain. Yang jika
tanpa perantara ini mereka tidak akan bisa makan, minum dan diam. Malah tidak
akan bisa mengenakan pakaian, bernafas, menikah serta berhubungan dengan
dirinya, keluarga, saudara dan masyarakatnya. Perantara ini ialah ungkapan yang
dilontarkan dengan jelas : Sesungguhnya bid’ah terbagi menjadi dua ; 1) bid’ah
diniyah (keagamaan) 2) bid’ah duniawiyyah (keduniaan). Subhanallah, mereka yang
suka bermain-main ini membolehkan menciptakan klasifikasi tersebut atau minimal
telah membuat nama tersebut. Jika kita
setuju bahwa pengertian ini telah ada sejak era kenabian namun pembagian ini,
diniyyah dan duniawiyyah, sama sekali tidak ada dalam era pembuatan
undang-undang kenabian. Lalu dari mana pembagian ini? dan dari mana
nama-nama baru ini datang ?.
Orang yang berkata bahwa
pembagian bid’ah ke yang baik dan buruk itu tidak bersumber dari Syari’, maka
saya akan menjawabnya bahwa pembagian bid’ah ke bid’ah diniyyah yang tidak bisa
diterima dan ke duniawiyyah yang diterima, adalah tindakan bid’ah dan
mengada-ada yang sebenarnya.
Rasulullah SAW sebagai Syari’
bersabda, “Setiap bid’ah itu sesat. Demikianlah beliau mengatakannya secara
mutlak. Sedang ia mengatakan tidak, tidak, tidak semua bid’ah itu sesat. Tetapi
bid’ah terbagi menjadi dua bagian ; diniyyah yang sesat dan duniawiyah yang
tidak mengandung konsekuensi apa-apa.
Karena itu harus kami jelaskan di
sini sebuah persoalan penting yang dengannya banyak keganjilan akan menjadi
jelas, insya Allah.
Dalam persoalan ini yang
berbicara adalah Syari’ yang bijak. Lisan syari’ adalah lisan syar’i. Maka untuk memahami ucapannya harus
menggunakan standar syar’i yang dibawa Syari’. Jika Anda telah mengetahui bahwa
bid’ah pada dasarnya adalah setiap hal yang baru dan diciptakan tanpa ada
contoh sebelumnya maka jangan sampai lenyap dari hatimu bahwa penambahan dan
pembuatan yang tercela di sini adalah penambahan dalam urusan agama agar
tambahan itu menjadi urusan agama, dan menambahi syari’at agar tambahan itu
mengambil bentuk syari’ah. Lalu akhirnya tambahan itu menjadi syari’at yang
dipatuhi yang dinisbatkan kepada pemilik syari’ah. Bid’ah model inilah yang
mendapat ancaman dari Nabi SAW :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Barangsiapa menciptakan dalam agama kita, hal
baru yang bukan bagian dari agama, maka ia ditolak.
Garis pemisah dalam tema hadits
ini adalah kalimat “ في أمرنا هذا ”.
Oleh karena itu pengklasifikasian
bid’ah menjadi bid’ah yang baik dan buruk dalam persepsi kami hanya berlaku
untuk pengertian bid’ah yang ditinjau dari segi bahasa. Yakni, sekedar
menciptakan hal baru. Kami semua tidak ragu bahwa bid’ah dalam kacamata syara’
tidak lain adalah sesat dan fitnah yang tercela, tidak diterima, dan dibenci.
Jika mereka yang menolak memahami penjelasan bisa memahami penjelasan ini maka
akan tampak bagi mereka bahwa titik temu dari perbedaan itu dekat dan sumber
persengketaan itu jauh.
Untuk lebih mendekatkan beberapa
pemahaman, saya melihat mereka yang mengingkari pembagian bid’ah menjadi bid’ah
hasanah dan sayyi’ah, sebenarnya
mengingkari pembagian bid’ah dalam tinjauan syara’, dengan bukti mereka membagi
bid’ah dalam bid’ah diniyyah dan duniawiyyah, dan penilaian mereka bahwa
pembagian ini adalah sebuah keniscayaan.
Mereka yang membagi bid’ah
menjadi bid’ah hasanah dan sayyi’ah memandang bahwa pembagian ini dikaitkan
dengan tinjauan bid’ah dari aspek bahasa. Sebab mereka mengatakan bahwa
penambahan dalam agama dan syari’at adalah kesesatan dan perbuatan amat
tercela. Keyakinan semacam ini tidak diragukan lagi di mata mereka. Dari dua
cara pandang yang berbeda ini berarti perbedaan antara dua kelompok ini
tidaklah substansial. Hanya saja saya melihat bahwa kawan-kawan yang
mengingkari pembagian bid’ah menjadi hasanah dan sayyiah dan yang berpendapat
terbaginya bid’ah menjadi bid’ah diniyyah dan duniawiyyah tidak mampu
menggunakan ekspresi bahasa dengan cermat. Hal ini disebabkan ketika mereka
memvonis bahwa bid’ah diniyyah itu sesat,
– ini adalah pendapat yang benar – dan bid’ah duniawiyyah tidak ada
konsekuensi apapun, mereka telah keliru dalam menetapkan hukum. Sebab dengan
sikap ini mereka memvonis semua bid’ah duniawiyyah itu boleh. Sikap ini jelas
sangat berbahaya dan bisa menimbulkan fitnah dan bencana. Karena itu, persoalan
ini wajib dan mendesak untuk dijelaskan secara mendetail. Yakni mereka
mengatakan bahwa bid’ah duniawiyyah ada yang baik dan ada yang buruk sebagaimana
fakta yang terjadi, yang tidak diingkari kecuali oleh orang buta yang bodoh.
Penambahan kalimat ini harus dilakukan. Untuk mendapatkan pengertian yang
tepat, cukuplah kita menggunakan pendapat orang yang berpendapat bahwa bid’ah
terbagi menjadi bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah. Yang dimaksud bid’ah di sini
sudah jelas adalah bid’ah dari aspek bahasa sebagaimana telah dipaparkan di
atas. Bid’ah dalam pengertian inilah yang dikatakan dengan bid’ah duniawiyyah
oleh mereka yang ingkar terhadap pembagiannya menjadi hasanah dan sayyiah.
Pendapat bid’ah terbagi menjadi hasanah dan sayyiah adalah pendapat yang sangat
cermat dan hati-hati. Karena pendapat ini mengumandangkan kepada setiap hal
baru untuk mematuhi hukum syari’at dan kaidah-kaidah agama, dan mengharuskan
kaum muslimin untuk menyelaraskan semua
urusan dunia, baik yang bersifat umum atau khusus, sesuai dengan syariat Islam,
agar mengetahui hukum Islam yang terdapat di dalamnya, betapapun besarnya
bid’ah itu. Sikap semacam ini tidak mungkin direalisasikan kecuali dengan
mengklasifikasikan bid’ah dengan tepat dan telah mendapat pertimbangan dari
para aimmatul ushul. Semoga Allah meridloi para aimmatul ushul dan meridloi
kajian mereka terhadap lafadh-lafadh yang shahih dan mencukupi yang mengantar
menuju pengertian-pengertian yang benar, tanpa pengurangan, perubahan atau
interpretasi.
AJAKAN PARA AIMMATUTTASHAWWUF UNTUK
MENGAPLIKASIKAN SYARIAH
Tashawwuf, obyek yang teraniaya
dan senantiasa dicurigai, sangat minim
mereka yang bersikap adil dalam menyikapinya. Justru sebagian kalangan dengan
keterlaluan dan tanpa rasa malu mengkategorikannya dalam daftar karakter
negatif yang mengakibatkan gugurnya kesaksian dan lenyapnya sikap adil, dengan
mengatakan, “Fulan bukan orang yang bisa dipercaya dan informasinya ditolak.”
Mengapa ? Karena ia seorang sufi.
Anehnya, saya melihat sebagian
mereka yang menghina tashawwuf, menyerang dan memusuhi pengamal tashawwuf
bertindak dan berbicara tentang tashawwuf, kemudian tanpa sungkan mengutip
ungkapan para imam tashawwuf dalam khutbah dan ceramahnya di atas mimbar-mimbar
Jum’at kursi-kursi pengajaran. Dengan gagah dan percaya diri ia mengatakan,
“Berkata Fudlail ibn ‘Iyaadl, Al-Junaid, Al-Hasan al-Bashri, Sahl Al-Tusturi,
Al-Muhasibi, dan Bisyr al-Haafi.”
Fudlail ibn ‘Iyaadl, Al-Junaid,
Al-Hasan al-Bashri, Sahl Al-Tusturi, Al-Muhasibi, dan Bisyr al-Haafi adalah
tokoh-tokoh tashawwuf yang kitab-kitab tashawwuf penuh dengan ucapan,
informasi, kisah-kisah teladan, dan karakter mereka. Jadi, saya tidak mengerti, apakah ia bodoh
atau pura-pura bodoh? Buta atau pura-pura buta?.
Saya ingin mengutip pandangan
para tokoh tashawwuf menyangkut syari’ah Islam agar kita mengetahui sikap
mereka sesungguhnya. Karena yang wajib adalah kita mengetahui seseorang lewat
pribadinya sendiri dan manusia adalah orang terbaik yang berbicara mengenai
pandangannya dan yang paling dipercaya mengungkapkan apa yang dirahasiakan.
Al-Imam Junaid RA berkata, “
Semua jalan telah tertutup bagi makhluk kecuali orang yang mengikuti jejak
Rasulullah, sunnahnya dan setia pada jalan ditempuh beliau. Karena semua jalan
kebaikan terbuka untuk Nabi dan mereka yang mengikuti jejak beliau.”
Terdapat riwayat yang menyebutkan
bahwa Abu Yazid Al-Bastomi suatu hari berbicara pada para muridnya, “ Bangunlah
bersamaku untuk melihat orang mempopulerkan dirinya sebagai wali. ” Lalu Abu
Yazid dan murid-muridnya berangkat untuk mendatangi wali tersebut. Kebetulan
wali tersebut hendak menuju masjid dan meludah ke arah kiblat. Abu Yazid pun
berbalik pulang dan tidak memberi salam. “ Orang ini tidak dapat dipercaya atas
satu etika dari beberapa etika Rasulullah, maka bagaimana mungkin ia dapat
dipercaya atas klaimnya tentang kedudukan para wali dan shiddiiqin, “ kata Abu
Yazid.
Dzunnuun Al Mishri berkata,
“Poros dari segala ungkapan (madaarul Kalam) ada empat; Cinta kepada Allah Yang
Maha Agung, benci kepada yang sedikit, mengikuti Al-Quran, dan khawatir berubah
menjadi orang celaka. Salah satu indikasi orang
yang cinta kepada Allah adalah mengikuti kekasih Allah Saw dalam budi
pekerti, tindakan, perintah dan sunnahnya.
As-Sirri As-Siqthi berkata,
“Tashawwuf adalah identitas untuk tiga makna ; Shufi (pengamal tashawwuf) adalah
orang yang cahaya ma’rifatnya tidak memadamkan cahaya wara’nya, tidak berbicara
menggunakan bathin menyangkut ilmu yang bertentangan dengan pengertian lahirial
Al-Kitab dan As-Sunnah, dan karomahnya tidak mendorong untuk menyingkap
tabir-tabir keharaman Allah.
Abu Nashr Bisyr ibn Al Harits Al
Hafi berkata, “ Saya bermimpi bertemu Nabi Saw. “ Wahai Bisyr, tahukah kamu
kenapa Allah meninggikan derajatmu
mengalahkan teman-temanmu? Tanya Beliau. “ Tidak tahu, Wahai Rasulullah,”
Jawabku. “ Sebab Engkau mengikuti sunnahku, mengabdi kepada orang salih,
memberi nasihat pada teman-temanmu dan kecintaanmu kepada para sahabat dan
keluargaku. Inilah faktor yang membuatmu meraih derajat orang-orang yang baik (
Abror ).”
Abu Yazid ibn ‘Isa ibn Thoifur
Al-Bashthomi berkata, “Sungguh terlintas di hatiku untuk memohon kepada Allah
agar mencukupi biaya makan dan biaya perempuan, kemudian saya berkata.
“Bagaimana boleh saya memohon ini kepada Allah padahal Rasulullah tidak pernah
memohon demikian.” Akhirnya saya tidak memohon ini kepada Allah. Kemudian Allah
mencukupi biaya para perempuan hingga saya tidak peduli, apakah perempuan
menghadapku atau tembok.
Abu Yazid juga pernah berkata,
“Jika engkau memandang seorang laki-laki diberi beberapa karomah hingga ia
mampu terbang di udara, maka janganlah engkau tertipu sampai engkau melihat
bagaimana sikapnya menghadapi perintah dan larangan Allah, menjaga batas-batas
yang digariskan Allah dan pelaksanaannnya terhadap syari’ah.”
Sulaiman Abdurrahaman ibn ‘Athiah
Al-Daaraani berkata, “Terkadang, selama beberapa hari terasa di hatiku satu
noktah dari beberapa noktah masyarakat. Saya tidak menerima isi dari hati
saya kecuali dengan dua saksi adil ;
Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Abul Hasan Ahmad ibn Abil Hawaari
berkata, “Siapapun yang mengerjakan perbuatan tanpa mengikuti sunnah Rasulullah
maka perbuatan itu sia-sia.”
Abu Hafsh ‘Umar ibn Salamah
Al-Haddaad berkata, “Barangsiapa yang tidak mengukur semua tindakannya setiap
saat dengan Al-Kitab dan Al-Sunnah, dan tidak berburuk sangka dengan apa yang
terlintas dalam hatinya, maka janganlah ia dimasukkan dalam daftar para tokoh
besar (diwaanirrijaal).
Abul Qasim Al-Junaid ibn Muhammad
berkata, “Siapapun yang tidak memperhatikan Al-Qur’an dan tidak mencatat
Al-Hadits, ia tidak bisa dijadikan panutan dalam bidang ini (tashawwuf), karena
ilmu kita dibatasi dengan Al-Kitab dan Al-Sunnah.”
Ia juga berkata, “ Madzhabku ini
dibatasi dengan prinsip-prinsip Al-Kitab dan Al-Sunnah dan ilmuku ini dibangun
di atas fondasi hadits Rasulullah.”
Abu ‘Utsman Sa’id ibn Ismail
Al-Hairi berkata, “Saat sikap Abu Utsman berubah, maka anaknya, Abu Bakar merobek-robek qamis yang melekat pada
tubuhnya, lalu Abu ‘Utsman membuka matanya dan berkata, “Wahai Anakku,
mempraktekkan sunnah dalam penampilan lahiriah itu indikasi kesempurnaan batin.”
Ia juga berkata, “Bersahabat
dengan Allah itu dengan budi pekerti yang luhur dan senantiasa takut
kepada-Nya. Bersahabat dengan Rasulullah itu dengan mengikuti sunnahnya dan
senantiasa mempraktekkan ilmu lahiriah. Bersahabat dengan para wali dengan
menghormati dan mengabdi. Bersahabat dengan keluarga itu dengan budi pekerti
yang baik. Bersahabat dengan kawan-kawan itu dengan senantiasa bermuka manis
sepanjang bukan perbuatan dosa. Dan bersahabat dengan orang bodoh itu dengan mendoakan
dan rasa belas kasih.
Ia juga berkata, “Barangsiapa
yang memposisikan As-Sunnah sebagai pimpinannya dalam ucapan dan tindakan maka
ia akan berbicara dengan hikmah. Dan barangsiapa memposisikan hawa nafsu
sebagai pimpinannya dalam ucapan dan tindakan maka ia akan berbicara dengan
bid’ah. Allah SWT berfirman :
وان
تطيعوه تهتدوا
Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu
mendapat petunjuk.
Abul Hasan Ahmad ibn Muhammad
Al-Nawawi mengatakan, “Jika engkau melihat orang yang mengklaim kondisi bersama
Allah yang membuatnya terlepas dari batasan ilmu syari’at maka janganlah engkau
mendekatinya.”
Abul Fawaris Syah ibn Syuja’
Al-Karmani berkata, “Barangsiapa memejamkan matanya dari hal-hal yang
diharamkan, mengendalikan nafsunya dari syahwat, menghidupkan bathinnya dengan
senantiasa merasakan kehadiran Allah (muraqabat) dan menghidupkan keadaan
lahiriahnya dengan mengikuti sunnah, dan membiasakan diri memakan barang halal,
maka firasatnya tidak akan meleset.”
Abul Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn
Sahl ibn ‘Atha’ mengatakan, “Barangsiapa menekan dirinya untuk mengamalkan
etika-etika syari’at maka Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya ma’rifat
dan dianugerahi kedudukan mengikuti Al-Habib Rasulullah SAW dalam segala
perintah, larangan dan budi pekerti beliau SAW.”
Ia juga mengatakan, “Semua yang
ditanyakan kepadaku carilah pada belantara syari’at. Jika engkau tidak
menemukannya, carilah di medan hikmah. Jika tidak menemukannya, takarlah dengan
tauhid. Dan jika tidak menemukannya di tiga tempat pencarian ini, maka lemparkanlah
ia ke wajah setan.”
Abu Hamzah Al-Baghdadi Al-Bazzar
mengatakan, “Siapapun yang mengetahui jalan Allah maka Dia akan memudahkan
untuk menempuhnya. Dan tidak ada petunjuk jalan menuju Allah kecuali mengikuti
Rasulullah SAW dalam sikap, tindakan dan ucapan beliau.”
Abu Ishaq Ibrahim ibn Dawud
Al-Ruqi mengatakan, “ Indikator cinta kepada Allah adalah memprioritaskan
ketaatan kepada Allah dan mengikuti Nabi-Nya SAW.”
Mamsyad Ad-Dinawari berkata,
“Etika murid adalah selalu dalam menghormati masyayikh (guru), membantu
kawan-kawan, terlepas dari faktor-faktor penyebab, dan menjaga etika syari’at
untuk dirinya.”
Abu Abdillah ibn Munazil berkata,
“Tidak ada seseorangpun yang menelantarkan salah satu kefardluan Allah kecuali
Allah akan menimpakan musibah dengan menyia-nyiakan sunnah. Dan Allah tidak
menimpakan musibah seseorang dengan menelantarkan sunnah kecuali ia hendak
diberi musibah dengan bid’ah.”
Kamis, 24 Desember 2015
KITAB-KITAB KARYA IBNA MAHMUD +
Dan malam ini setelah 3 hari 3 malam jalan-jalan ke panjalu, pamijahan dan jakarta, wisata religi dan wisata budaya, di campur maksiat, saya akan bagikan buku-buku yang mudah-mudahan bermanfaat, di antara nya
1. tarjamah Alfiyah karya abu ayyasy el barqy donlod disini
2., Ahusna fil qiro'ah alfusha karya abu alawy zada donlod disini
3,tarjamah Imrity karya adikku abu Hafs donlod disini
4,tarjamah hidayatussibyan karya abu yasmin donlod disini
5,tarjamah nadhom maksud karya Abu Hafs donlod disini
6, pasholatan asma chusna karya KH SAID BAHRUDDIN CHOEROL JAZA donlod disini
7, Roisaalah sholat kecil karya abu wafi donlod disini
8, risalah sholat lengkap karya abu alawy zada donlod disini
9, safinatunnajah karya sayyid salim bin sumair donlod disini
10. Tajwid karya abu hafs donlod disini
11. tarjamah dan ulasan nadhom ta'lim karya abu ayyasy donlod disini
12, allamhatullumburi tarjamah mulhatul i'rob karya abu yasmin donlod disini
13, RISALATUNNAHWI fi nadhmi al jurumiyyah karya Luthfi Said , donlod didie
KALAU SEMUA DI DOWNLOAD HANYA SEKITAR 13 MB
1. tarjamah Alfiyah karya abu ayyasy el barqy donlod disini
2., Ahusna fil qiro'ah alfusha karya abu alawy zada donlod disini
3,tarjamah Imrity karya adikku abu Hafs donlod disini
4,tarjamah hidayatussibyan karya abu yasmin donlod disini
5,tarjamah nadhom maksud karya Abu Hafs donlod disini
6, pasholatan asma chusna karya KH SAID BAHRUDDIN CHOEROL JAZA donlod disini
7, Roisaalah sholat kecil karya abu wafi donlod disini
8, risalah sholat lengkap karya abu alawy zada donlod disini
9, safinatunnajah karya sayyid salim bin sumair donlod disini
10. Tajwid karya abu hafs donlod disini
11. tarjamah dan ulasan nadhom ta'lim karya abu ayyasy donlod disini
12, allamhatullumburi tarjamah mulhatul i'rob karya abu yasmin donlod disini
13, RISALATUNNAHWI fi nadhmi al jurumiyyah karya Luthfi Said , donlod didie
KALAU SEMUA DI DOWNLOAD HANYA SEKITAR 13 MB
DOA DOA SAYYIDINA ALI YG DI AJARKAN KEPADA KUMAIL BIN ZIYAD
1.
اَللّـهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء ،
وَ بِقُوَّتِكَ الَّتي قَهَرْتَ بِها كُلَّ شَيْء وَ خَضَعَ لَها كُلُّ شَيء ،
وَ ذَلَّ لَها كُلُّ شَيء ، وَبِجَبَرُوتِكَ الَّتي غَلَبْتَ بِها كُلَّ شَيء، وَبِعِزَّتِكَ
الَّتي لا يَقُومُ لَها شَيءٌ ، وَ بِعَظَمَتِكَ الَّتي مَلأَتْ كُلَّ شَيء ، وَبِسُلْطانِكَ
الَّذي عَلا كُلَّ شَيء ، وَ بِوَجْهِكَ الْباقي بَعْدَ فَناءِ كُلِّ شَيء ، وَ
بِأَسْمائِكَ الَّتي مَلأَتْ أرْكانَ كُلِّ شَيء ، وَ بِعِلْمِكَ الَّذي أَحاطَ
بِكُلِّ شَيء ، وَ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذي أَضاءَ لَهُ كُلُّ شيء ، يا نُورُ يا
قُدُّوسُ ، يا أَوَّلَ الأوَّلِينَ وَ يا آخِرَ الآخِرينَ .
2.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تَهْتِكُ الْعِصَمَ ،
اَللّـهُمَّ اغْفِـرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي
تُنْزِلُ النِّقَمَ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تُغَيِّـرُ
النِّعَمَ ، اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لي الذُّنُوبَ الَّتي تَحْبِسُ الدُّعاءَ ،
اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تُنْزِلُ الْبَلاءَ ، اَللّهُمَّ
اغْفِرْ لي كُلَّ ذَنْب اَذْنَبْتُهُ ، وَ كُلَّ خَطيئَة اَخْطَأتُها .
3.
اَللّهُمَّ اِنّي اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ بِذِكْرِكَ ، وَ اَسْتَشْفِعُ بِكَ
إلى نَفْسِكَ ، وَ أَسْأَلُكَ بِجُودِكَ أن تُدْنِيَني مِنْ قُرْبِكَ ، وَ أَنْ
تُوزِعَني شُكْرَكَ ، وَ أَنْ تُلْهِمَني ذِكْرَكَ ، اَللّهُمَّ إني أَسْأَلُكَ سُؤالَ خاضِع
مُتَذَلِّل خاشِع أن تُسامِحَني وَ تَرْحَمَني وَ تَجْعَلَني بِقِسْمِكَ راضِياً
قانِعاً ، وَ في جَميعِ الأحوال مُتَواضِعاً .
4.
اَللّهُمَّ وَ أَسْأَلُكَ سُؤالَ مَنِ اشْتَدَّتْ فاقَتُهُ ، وَ اَنْزَلَ
بِكَ عِنْدَ الشَّدائِدِ حاجَتَهُ ، وَ عَظُمَ فيما عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ . اَللّـهُمَّ
عَظُمَ سُلْطانُكَ ، وَ عَلا مَكانُكَ ، وَ خَفِي مَكْرُكَ ، وَ ظَهَرَ اَمْرُكَ وَ
غَلَبَ قَهْرُكَ ، وَ جَرَتْ قُدْرَتُكَ ، وَ لا يُمْكِنُ الْفِرارُ مِنْ
حُكُومَتِكَ .
5.
اَللّهُمَّ لا أجِدُ لِذُنُوبي غافِراً ، وَ لا لِقَبائِحي ساتِراً ، وَ لا
لِشَيء مِنْ عَمَلِي الْقَبيحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاً غَيْرَكَ ، لا اِلـهَ إلاّ
أنْتَ ، سُبْحانَكَ وَ بِحَمْدِكَ ، ظَلَمْتُ نَفْسي ، وَ تَجَرَّأْتُ بِجَهْلي ،
وَ سَكَنْتُ إلى قَديمِ ذِكْرِكَ لي وَ مَنِّكَ عَلَيَّ .
6.
اَللّهُمَّ مَوْلاي كَمْ مِنْ قَبيح سَتَرْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ فادِح مِنَ
الْبَلاءِ اَقَلْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ عِثارٍ وَقَيْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ مَكْرُوهٍ
دَفَعْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ ثَناءٍ جَميلٍ لَسْتُ اَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ .
7.
اَللّهُمَّ عَظُمَ بَلائي ، وَ اَفْرَطَ بي سُوءُ حالي ، وَ قَصُرَتْ بي
اَعْمالي ، وَ قَعَدَتْ بي اَغْلالي ، وَ حَبَسَني عَنْ نَفْعي بُعْدُ اَمَلي ، وَ
خَدَعَتْنِي الدُّنْيا بِغُرُورِها ، وَ نَفْسي بِجِنايَتِها ، وَ مِطالي يا
سَيِّدي فَأَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ أن لا يَحْجُبَ عَنْكَ دُعائي سُوءُ عَمَلي وَ
فِعالي ، وَ لا تَفْضَحْني بِخَفِي مَا اطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرّي ، وَ لا
تُعاجِلْني بِالْعُقُوبَةِ عَلى ما عَمِلْتُهُ في خَلَواتي مِنْ سُوءِ فِعْلي وَ
إساءَتي ، وَ دَوامِ تَفْريطي وَ جَهالَتي ، وَ كَثْرَةِ شَهَواتي وَ غَفْلَتي ،
وَ كُنِ اللّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لي في كُلِّ الأحوالِ رَؤوفاً ، وَ عَلَي في جَميعِ
الاُْمُورِ عَطُوفاً .
8.
اِلـهي وَ رَبّي مَنْ لي غَيْرُكَ أَسْأَلُهُ كَشْفَ ضُرّي ، وَ النَّظَرَ
في اَمْري ، اِلهي وَ مَوْلاي اَجْرَيْتَ عَلَي حُكْماً اِتَّبَعْتُ فيهِ هَوى
نَفْسي ، وَ لَمْ اَحْتَرِسْ فيهِ مِنْ تَزْيينِ عَدُوّي ، فَغَرَّني بِما اَهْوى
وَ اَسْعَدَهُ عَلى ذلِكَ الْقَضاءُ ، فَتَجاوَزْتُ بِما جَرى عَلَيَّ مِنْ ذلِكَ
بَعْضَ حُدُودِكَ ، وَ خالَفْتُ بَعْضَ اَوامِرِكَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلي في
جَميعِ ذلِكَ ، وَ لا حُجَّةَ لي فيما جَرى عَلَيَّ فيهِ قَضاؤُكَ ، وَ اَلْزَمَني
حُكْمُكَ وَ بَلاؤُكَ .
9.
وَ قَدْ اَتَيْتُكَ يا اِلـهي بَعْدَ تَقْصيري وَ اِسْرافي عَلى نَفْسي
مُعْتَذِراً نادِماً مُنْكَسِراً مُسْتَقيلاً مُسْتَغْفِراً مُنيباً مُقِرّاً
مُذْعِناً مُعْتَرِفاً ، لا أجِدُ مَفَرّاً مِمّا كانَ مِنّي ، وَ لا مَفْزَعاً
اَتَوَجَّهُ إليه في أَمْري ، غَيْرَ قَبُولِكَ عُذْري ، وَ اِدْخالِكَ اِيّايَ في
سَعَة من رَحْمَتِكَ .
10. اَللّـهُمَّ فَاقْبَلْ عُذْري ، وَ ارْحَمْ شِدَّةَ
ضُرّي ، وَ فُكَّني مِنْ شَدِّ وَثاقي . يا رَبِّ ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَني ، وَ
رِقَّةَ جِلْدي ، وَ دِقَّةَ عَظْمي ، يا مَنْ بَدَأَ خَلْقي وَ ذِكْري وَ
تَرْبِيَتي وَ بِرّي وَ تَغْذِيَتي هَبْني لاِبـْتِداءِ كَرَمِكَ ، وَ سالِفِ
بِرِّكَ بي .
11. يا اِلـهي وَ سَيِّدي وَ رَبّي ، اَتُراكَ مُعَذِّبي
بِنارِكَ بَعْدَ تَوْحيدِكَ ، وَ بَعْدَ مَا انْطَوى عَلَيْهِ قَلْبي مِنْ
مَعْرِفَتِكَ ، وَ لَهِجَ بِهِ لِساني مِنْ ذِكْرِكَ ، وَ اعْتَقَدَهُ ضَميري مِنْ
حُبِّكَ ، وَ بَعْدَ صِدْقِ اعْتِرافي و َدُعائي خاضِعاً لِرُبُوبِيَّتِكَ ، هَيْهاتَ
أنْتَ اَكْرَمُ مِنْ أنْ تُضَيِّعَ مَنْ رَبَّيْتَهُ ، أوْ تُبَعِّدَ مَنْ
أدْنَيْتَهُ ، اَوْ تُشَرِّدَ مَنْ آوَيْتَهُ ، اَوْ
تُسَلِّمَ اِلَى الْبَلاءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَ رَحِمْتَهُ ، وَ لَيْتَ شِعْري يا سَيِّدي
وَ اِلـهي وَ مَوْلايَ ، اَتُسَلِّطُ النّارَ عَلى وُجُوه خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ ساجِدَةً
، وَ عَلى اَلْسُن نَطَقَتْ بِتَوْحيدِكَ صادِقَةً ، وَ بِشُكْرِكَ مادِحَةً ، وَ عَلى
قُلُوبٍ اعْتَرَفَتْ بِإلهِيَّتِكَ مُحَقِّقَةً ، وَ عَلى ضَمائِرَ حَوَتْ مِنَ
الْعِلْمِ بِكَ حَتّى صارَتْ خاشِعَةً ، وَ عَلى جَوارِحَ سَعَتْ إلى أوْطانِ
تَعَبُّدِكَ طائِعَةً ، وَ اَشارَتْ بِاسْتِغْفارِكَ مُذْعِنَةً ، ما هكَذَا
الظَّنُّ بِكَ ، وَ لا اُخْبِرْنا بِفَضْلِكَ عَنْكَ .
12.
يا كَريمُ يا رَبِّ وَ اَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفي عَنْ قَليل مِنْ بَلاءِ
الدُّنْيا وَ عُقُوباتِها ، وَ ما يَجْري فيها مِنَ الْمَكارِهِ عَلى أهْلِها ،
عَلى أنَّ ذلِكَ بَلاءٌ وَ مَكْرُوهٌ قَليلٌ مَكْثُهُ ، يَسيرٌ بَقاؤُهُ ، قَصيرٌ
مُدَّتُهُ ، فَكَيْفَ احْتِمالي لِبَلاءِ الآخِرَةِ ، وَ جَليلِ وُقُوعِ
الْمَكارِهِ فيها ، وَ هُوَ بَلاءٌ تَطُولُ مُدَّتُهُ ، وَ يَدُومُ مَقامُهُ ، وَ
لا يُخَفَّفُ عَنْ اَهْلِهِ ، لاَِنَّهُ لا يَكُونُ إلاّ عَنْ غَضَبِكَ وَ
اْنتِقامِكَ وَ سَخَطِكَ ، وَ هذا ما لا تَقُومُ لَهُ السَّمـاواتُ وَ الأرْضُ ،
يا سَيِّدِي فَكَيْفَ لي وَ أنَا عَبْدُكَ الضَّعيـفُ الـذَّليـلُ الْحَقيـرُ
الْمِسْكيـنُ الْمُسْتَكينُ .
13. يا اِلهي وَ رَبّي وَ سَيِّدِي وَ مَوْلايَ لأيِّ
الاُْمُورِ اِلَيْكَ اَشْكُو ، وَ لِما مِنْها أضِجُّ وَ اَبْكي ، لأليمِ
الْعَذابِ وَ شِدَّتِهِ ، أمْ لِطُولِ الْبَلاءِ وَ مُدَّتِهِ ، فَلَئِنْ صَيَّرْتَني
لِلْعُقُوباتِ مَعَ أعْدائِكَ ، وَ جَمَعْتَ بَيْني وَ بَيْنَ أهْلِ بَلائِكَ ، وَ
فَرَّقْتَ بَيْني وَ بَيْنَ أحِبّائِكَ وَ أوْليائِكَ ، فَهَبْني يا إلـهي وَ
سَيِّدِي وَ مَوْلايَ وَ رَبّي صَبَرْتُ عَلى عَذابِكَ ، فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَلى
فِراقِكَ ، وَ هَبْني صَبَرْتُ عَلى حَرِّ نارِكَ ، فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَنِ
النَّظَرِ إلى كَرامَتِكَ ، أمْ كَيْفَ أسْكُنُ فِي النّارِ وَ رَجائي عَفْوُكَ ،
فَبِعِزَّتِكَ يا سَيِّدى وَ مَوْلايَ اُقْسِمُ صادِقاً لَئِنْ تَرَكْتَني ناطِقاً
لاَِضِجَّنَّ إلَيْكَ بَيْنَ أهْلِها ضَجيجَ الآمِلينَ ، وَ لأصْرُخَنَّ إلَيْكَ
صُراخَ الْمَسْتَصْرِخينَ ، وَ لأبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكاءَ الْفاقِدينَ ، وَ لاَُنادِيَنَّكَ
اَيْنَ كُنْتَ يا وَلِيَّ الْمُؤْمِنينَ ، يا غايَةَ آمالِ الْعارِفينَ ، يا
غِياثَ الْمُسْتَغيثينَ ، يا حَبيبَ قُلُوبِ الصّادِقينَ ، وَ يا اِلهَ
الْعالَمينَ .
14.
أفَتُراكَ سُبْحانَكَ يا إلهي وَ بِحَمْدِكَ تَسْمَعُ فيها صَوْتَ عَبْد
مُسْلِم سُجِنَ فيها بِمُخالَفَتِهِ ، وَ ذاقَ طَعْمَ عَذابِها بِمَعْصِيَتِهِ ،
وَ حُبِسَ بَيْنَ اَطْباقِها بِجُرْمِهِ وَ جَريرَتِهِ ، وَ هُوَ يَضِجُّ إلَيْكَ
ضَجيجَ مُؤَمِّل لِرَحْمَتِكَ ، وَ يُناديكَ بِلِسانِ أهْلِ تَوْحيدِكَ ، وَ
يَتَوَسَّلُ إلَيْكَ بِرُبُوبِيَّتِكَ ، يا مَوْلايَ فَكَيْفَ يَبْقى فِي
الْعَذابِ وَ هُوَ يَرْجُو ما سَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ ، أَمْ كَيْفَ تُؤْلِمُهُ
النّارُ وَ هُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَ
رَحْمَتَكَ ، اَمْ كَيْفَ يُحْرِقُهُ لَهيبُها وَ أنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ وَ تَرى
مَكانَه ، اَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفيرُها وَ أنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ ،
اَمْ كَيْفَ يَتَقَلْقَلُ بَيْنَ اَطْباقِها وَ أنْتَ تَعْلَمُ صِدْقَهُ ، اَمْ
كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبانِيَتُها وَ هُوَ يُناديكَ يا رَبَّهُ ، اَمْ كَيْفَ
يَرْجُو فَضْلَكَ في عِتْقِهِ مِنْها فَتَتْرُكُهُ فيها ، هَيْهاتَ ما ذلِكَ
الظَّنُ بِكَ ، وَ لاَ الْمَعْرُوفُ مِنْ فَضْلِكَ ، وَ لا مُشْبِهٌ لِما عامَلْتَ
بِهِ الْمُوَحِّدينَ مِنْ بِرِّكَ وَ اِحْسانِكَ ،
15. فَبِالْيَقينِ اَقْطَعُ لَوْ لا ما حَكَمْتَ بِهِ مِنْ تَعْذيبِ
جاحِديكَ ، وَ قَضَيْتَ بِهِ مِنْ اِخْلادِ مُعانِدِيكَ ، لَجَعَلْتَ النّارَ
كُلَّها بَرْداً وَ سَلاماً ، وَ ما كانَ لأحَد فيها مَقَرّاً وَ لا مُقاماً ،
لكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ أسْماؤُكَ اَقْسَمْتَ أنْ تَمْلاََها مِنَ الْكافِرينَ مِنَ
الْجِنَّةِ وَ النّاسِ اَجْمَعينَ ، و َ أنْ تُخَلِّدَ فيهَا الْمُعانِدينَ ، وَ أنْتَ
جَلَّ ثَناؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئاً ، وَ تَطَوَّلْتَ بِالإنْعامِ مُتَكَرِّماً ،
اَفَمَنْ كانَ مُؤْمِناً كَمَنْ كانَ فاسِقاً لا يَسْتَوُونَ .
16. إلهي وَ سَيِّدى فَأَسْأَلُكَ بِالْقُدْرَةِ الَّتي
قَدَّرْتَها ، وَ بِالْقَضِيَّةِ الَّتي حَتَمْتَها وَ حَكَمْتَها ، وَ غَلَبْتَ
مَنْ عَلَيْهِ اَجْرَيْتَها ، أنْ تَهَبَ لي في هذِهِ اللَّيْلَةِ وَ في هذِهِ
السّاعَةِ كُلَّ جُرْم اَجْرَمْتُهُ ، وَ كُلَّ ذَنْب اَذْنَبْتُهُ ، وَ كُلَّ
قَبِيح أسْرَرْتُهُ ، وَ كُلَّ جَهْل عَمِلْتُهُ ، كَتَمْتُهُ أوْ اَعْلَنْتُهُ ،
أخْفَيْتُهُ أوْ اَظْهَرْتُهُ ، وَ كُلَّ سَيِّئَة أمَرْتَ بِاِثْباتِهَا
الْكِرامَ الْكاتِبينَ الَّذينَ وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ ما يَكُونُ مِنّي ، وَ جَعَلْتَهُمْ
شُهُوداً عَلَيَّ مَعَ جَوارِحي ، وَ كُنْتَ أنْتَ الرَّقيبَ عَلَيَّ مِنْ
وَرائِهِمْ ، وَ الشّاهِدَ لِما خَفِيَ عَنْهُمْ ، وَ بِرَحْمَتِكَ اَخْفَيْتَهُ ،
وَ بِفَضْلِكَ سَتَرْتَهُ ، وَ أنْ تُوَفِّرَ حَظّي مِنْ كُلِّ خَيْر اَنْزَلْتَهُ
أوْ اِحْسان فَضَّلْتَهُ ، أوْ بِرٍّ نَشَرْتَهُ ، أوْ رِزْق بَسَطْتَهُ ، أوْ
ذَنْب تَغْفِرُهُ ، أوْ خَطَأ تَسْتُرُهُ ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ .
17. يا اِلهي وَ سَيِّدي وَ مَوْلايَ وَ مالِكَ رِقّي ، يا
مَنْ بِيَدِهِ ناصِيَتي ، يا عَليماً بِضُرّي وَ مَسْكَنَتي ، يا خَبيراً بِفَقْري
وَ فاقَتي ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّكَ وَ قُدْسِكَ ، وَ
اَعْظَمِ صِفاتِكَ وَ اَسْمائِكَ ، أنْ تَجْعَلَ اَوْقاتي مِنَ اللَّيْلِ وَ
النَّهارِ بِذِكْرِكَ مَعْمُورَةً ، وَ بِخِدْمَتِكَ مَوْصُولَةً ، وَ اَعْمالي عِنْدَكَ
مَقْبُولَةً ، حَتّى تَكُونَ أعْمالي وَ أوْرادي كُلُّها وِرْداً واحِداً ، وَ
حالي في خِدْمَتِكَ سَرْمَداً .
18. يا سَيِّدي يا مَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلي ، يا مَنْ
اِلَيْهِ شَكَوْتُ أحْوالي ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ ، قَوِّ عَلى خِدْمَتِكَ
جَوارِحي ، وَ اشْدُدْ عَلَى الْعَزيمَةِ جَوانِحي ، وَ هَبْ لِيَ الْجِدَّ في
خَشْيَتِكَ ، وَ الدَّوامَ فِي الاِْتِّصالِ بِخِدْمَتِكَ ، حَتّى أسْرَحَ إلَيْكَ
في مَيادينِ السّابِقينَ ، وَ اُسْرِعَ إلَيْكَ فِي الْبارِزينَ ، وَ اَشْتاقَ إلى
قُرْبِكَ فِي الْمُشْتاقينَ ، وَ اَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الُْمخْلِصينَ ، وَ
اَخافَكَ مَخافَةَ الْمُوقِنينَ ، وَ اَجْتَمِعَ في جِوارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنينَ .
19.
اَللّهُمَّ وَ مَنْ اَرادَني بِسُوء فَاَرِدْهُ ، وَ مَنْ كادَني فَكِدْهُ
، وَ اجْعَلْني مِنْ أحْسَنِ عَبيدِكَ نَصيباً عِنْدَكَ ، وَ اَقْرَبِهِمْ
مَنْزِلَةً مِنْكَ ، وَ اَخَصِّهِمْ زُلْفَةً لَدَيْكَ ، فَاِنَّهُ لا يُنالُ
ذلِكَ إلاّ بِفَضْلِكَ ، وَ جُدْ لي بِجُودِكَ ، وَ اعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ ،
وَ احْفَظْني بِرَحْمَتِكَ ، وَ اجْعَلْ لِساني بِذِكْرِكَ لَهِجَاً ، وَ قَلْبي بِحُبِّكَ
مُتَيَّماً ، وَ مُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ اِجابَتِكَ ، وَ اَقِلْني عَثْرَتي ، وَ
اغْفِرْ زَلَّتي ، فَاِنَّكَ قَضَيْتَ عَلى عِبادِكَ بِعِبادَتِكَ ، وَ
اَمَرْتَهُمْ بِدُعائِكَ ، وَ ضَمِنْتَ لَهُمُ الإجابَةَ ، فَاِلَيْكَ يا رَبِّ
نَصَبْتُ وَجْهي ، وَ اِلَيْكَ يا رَبِّ مَدَدْتُ يَدي ، فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ
لي دُعائي ، وَ بَلِّغْني مُنايَ ، وَ لا تَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجائي ، وَ
اكْفِني شَرَّ الْجِنِّ وَ الإنْسِ مِنْ اَعْدائي .
20. يا سَريعَ الرِّضا اِغْفِرْ لِمَنْ لا يَمْلِكُ إلاّ
الدُّعاءَ ، فَاِنَّكَ فَعّالٌ لِما تَشاءُ ، يا مَنِ اسْمُهُ دَواءٌ وَ ذِكْرُهُ
شِفاءٌ وَ طاعَتُهُ غِنىً ، اِرْحَمْ مَنْ رَأْسُ مالِهِ الرَّجاءُ ، وَ سِلاحُهُ
الْبُكاءُ ، يا سابِـغَ النِّعَمِ ، يا دافِعَ النِّقَمِ ، يا نُورَ الْمُسْتَوْحِشينَ
فِي الظُّلَمِ ، يا عالِماً لا يُعَلَّمُ ، صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَ آلِ مُحَمَّد ،
و َافْعَلْ بي ما أنْتَ اَهْلُهُ ، وَ صَلَّى اللهُ عَلى رَسُولِهِ وَ الأَئِمَّةِ
الْمَيامينَ مِنْ آلِهِ ، وَ سَلَّمَ تَسْليماً كَثيراً
TERJEMAH
DOA KUMAIL
Diajarkan
oleh Ali bin Abi Tholib kepada sahabatnya Kumail bin Ziyad
(Disebut
juga Doa Khidir)
1
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan
rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu
Dan
dengan Kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu
Dan merunduk segala sesuatu
Dan merendah segala sesuatu
Dan dengan keagungan-Mu yang mengalahkan
segala sesuatu
Dan dengan kemuliaan-Mu yang tak
tertahankan oleh segala sesuatu
Dan dengan kebesaran-Mu yang memenuhi
segala sesuatu
Dan dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi
segala sesuatu
Dan dengan wajah-Mu yang kekal setelah
fana segala sesuatu
Dan dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak
segala sesuatu
Dan dengan ilmu-Mu yang mencakup segala
sesuatu
Dan dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari
segala sesuatu
Wahai Nur, Wahai Yang Maha Suci
Wahai Yang Awal dari segala yang awal dan
Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir
2
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang
meruntuhkan penjagaan
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku penyebab
hukum karma
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang
merusak nikmat
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang
merintangi doa
Ya Allah, ampinilah dosa-dosaku yang
menurunkan bencana
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang
memutuskan tali harapan
Ya Allah, ampunilah segala dosa yang telah
kulakukan
Dan segala kesalahan yang telah kukerjakan
3
Ya allah, aku datang menghampiri-Mu dengan
berdzikir (kepada)-Mu
Kumohon pertolongan pada diri-Mu
Aku bermohon kepada-Mu dengan kemurahan-Mu
agar Kau dekatkan daku ke haribaan-Mu
Sempatkan daku untuk bersyukur kepada-Mu
Bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan
penuh kerendahan, hina dan kekhusyuan
Agar Engkau maafkan dan sayangi daku
Dan jadikan daku rela dan puas akan
pemberianmu
Dan dalam segala keadaan tunduk dan patuh
(kepada-Mu)
4
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu laksana
permohonan orang-orang yang terdesak oleh kesulitannya
Yang menghampiri-Mu ketika terpojok
urusannya
Yang besar dambaannya untuk meraih apa
yang ada disisi-Mu
Ya Allah, Maha Besar kekuasaan-Mu
Maha Tinggi kedudukan-Mu
Selalu tersembunyi rencana-Mu
Selalu tampak kuasa-Mu
Selalu tegak kekuatan-Mu
Selalu berlaku kodrat-Mu
Tak mungkin lari dari kekuasaan-Mu
5
Ya Allah, tiada kudapat pengampun bagi
dosa-doasku
Tiada penutup bagi kejelekan-kejelekanku
Dan tiada yang dapat menggantikan amalku
yang jelek dengan kebaikan melainkan Engkau
Tiada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau
dengan segala puji-Mu
Telah aku aniaya diriku
Dan telah berani aku melanggar, karena
kebodohanku
Tetapi kusandarkan diri pada ingatan dan
karunia-Mu yang berkekalan atasku
6
Ya Allah, pelindungku
Betapa banyak kejelekanku yang Kau tutupi
Betapa banyak malapetaka yang telah kau
hindarkan
Betapa banyak rintangan yang telah Ku
singkirkan
Betapa banyak bencana yang telah Kau
gagalkan
Betapa banyak pujian baik yang tak layak
bagiku telah Kau sebarkan
7
Ya Allah, besar sudah bencanaku
Berlebihan sudah kejelekan keadaanku
Sedikit sekali amal-amalku
Berat benar belenggu (kemalasan)ku
Angan-angan panjang telah menahan manfaat
dariku
Dunia telah memperdayaku dengan tipuannya
Dan jiwaku (telah terpedaya) oleh
penghianatan serta kelalaian
Wahai Junjunganku, kumohon kepada-Mu
dengan kemuliaan-Mu janganlah Kau halangi doaku pada-Mu
(oleh karena) kejelkan amal dan perangaiku
jangan Kau ungkap dengan pantauan-Mu
rahasiaku yang tersembunyi
jangan Kau segerakan siksa atas
perbuatanku dalam kesendirianku
dari jeleknya perbuatanku dan kejahatanku
dan berkekalannya aku dalam dosa dan
kebodohanku
dan banyaknya nafsu dan kelalaianku
Ya Allah, dengan kemuliaan-Mu, sayangilah
aku dalam segala suasana
Dan kasihi aku dalam segala perkara
8
Illahi, Rabbi, siapa lagi bagiku selain
Engaku yang kumohon
Agar melepaskan deritaku dan memperhatikan
urusanku
Illahi, Pelindungku, akankah Kau tetapkan
hukuman padaku kala kuikuti hawa nafsuku
Dan ketidakwaspadaanku terhadap tipuan
musuhku
Hingga kuterbujuk olhe(selera) nafsuku
Dan terlena dalam buaian birahiku
Lalu kulanggar sebagain
peraturan-peraturan yang kau tetapkan bagiku
Dan kulanggar sebagian perintah-perintah-Mu
Cukup sudah bagi-Mu dalih (dalam
menjatuhkan hukuman) padaku atas semua kelakuanku itu
Dan tiada alasan bagiku (menolak) hukuman
yang akan Kau jatuhkan padaku atas semua ulahku itu
(demikian pula) atas hukum dan bencana
yang harus menimpaku
9
Kini aku datang menghadap kepada-Mu, ya
Illahi
setelah semua kecerobohan dan
pelanggaranku atas diriku
memohon maaf, mengungkapkan penyesalan
dengan hati luluh
merasa jera, mengharap ampunan menginsafi
kesalahan
mengakui kelalaian, menyadari kecerobohan
menginsafi kesalahan
tiada kutemui tempat melarikan diri, dari
(dosa-dosa) yang telah kulakukan
dan tiada tempat berlindung agar
kuterlepas dari segala noda dan beban
melainkan Kau kabulkan permohonan
ampunanku
dan memasukkan daku ke dalam lautan kasih-Mu
10
Ya Allah, terimalah alasan
(pengakuan)ku ini
Dan kasihanilah beratnya kepedihanku
Dan bebaskanlah daku dari kekuatan
belengguku
Ya Rabbi, kasihanilah kelemahan tubuhku 3X
Kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku
Wahai Yang mula-mula menciptakanku,
menyebut dan mendidikku
Memperlakukanku dengan baik dan memberiku
kehidupan
Berikanlah aku karunia-Mu karena Engkau
telah mendahuluiku dengan kebaikan-Mu kepadaku
11
Ya Illahi, Tuhanku, Pemeliharaku
Apakah Engkau akan menyiksaku dengan
api-Mu setelah aku mengesakan-Mu
Setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu
Setelah lidahku bergeatr menyebut-Mu
Setelah jiwaku terikat dengan cinta-Mu
Setelah segala ketulusan pengakuanku dan
permohonanku seraya tunduk bersimpuh pada kekuasaan-Mu?
Tidak, Engkau terlalu mulia untuk
mencampakkan orang yang Engkau ayomi
Atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan
Atau menyisihkan orang yang Kau naungi
Atau menjatuhkan pada bencana orang yang
Engkau cukupi dan sayangi
Aduhai diriku, ya Tuhanku, Illahi,
Pelindungku
Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka
wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu?
Dan lidah-lidah yang dengan tulus
mengucapkan keesaan-Mu
Dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu?
Kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati
mengakui ketuhanan-Mu?
Hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang
Engkau sehingga bergetar ketakutan?
Tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk
mengabdi-Mu?
Dan dengan merendah memohon ampunan-Mu?
Tidak sedemikian itu dugaan (kami) pada-Mu
Dan juga tidak demikian kami diberitahukan
tentang kemuliaan-Mu
12
Wahai Pemberi Karunia, Wahai Pemelihara 3X
Engkau mengetahui kelemahanku dalam
menanggung beban dunia serta (derita) akibatnya
Serta kesusahan-kesusahan yang menimpa
penghuninya
Padahal semua bencana dan kesusahan itu
singkat masanya
Sebentar lalunya, pendek usianya
Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung
bencana akhirat
Dan siksaan-siksaan yang dahsyat di sana …
?
Bencana yang panjang masanya
Dan kekal posisinya
Serta tidak diringankan bagi penghuninya
Sebab semuanya tidak terjadi kecuali
karena murka, balasan dan amarah-Mu
Inilah yang bumi dan langit pun tak
sanggup memikulnya
Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku
(menanggungnya)
Padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah,
hina, malang, dan papa
13
Ya Illahi, Rabbi, Tuhanku, Pelindungku
Urusan apa lagi kiranya yang aku adukan
kepada-Mu
Mestikah aku menangis, menjerit
Apakah karena pedihnya azab dan beratnya
siksa … ?
Ataukah karena lamanya derita dan
langgengnya bencana … ?
Sekiranya Engkau siksa aku beserta
musuh-musuh-Mu
Dan Kau himpunkan aku bersama penghuni
siksa-Mu
Dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih
dan kecintaan-Mu
Oh seandainyaku, Ya Illahi, Tuhanku,
Pelindungku, Pemeliharaku
(anggaplah) aku dapat bersabar menanggung
siksa-Mu
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah
dari-Mu?
Dan (anggaplah) aku dapat bersabar menahan
panas api-Mu
Mana mungkin aku dapat bersabar melihat
pada kemuliaan-Mu?
Mana mungkin aku tinggal di neraka padahal
harapanku hanyalah maaf-Mu?
Demi kemuliaan-Mu, wahai tuanku,
pelindungku
Aku bersumpah dengan tulus
Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara (di
sana)
Di tengah penghuninya aku akan menangis,
seperti tangisan mereka yang menyimpan harapan
Aku akan menjerit, jeritan mereka yang
memohon pertolongan
Akuakan merintih, rintihan orangyang
kehilangan (harapan)
Sungguh aku akan menyeru-Mu dimanakah
Engkau, wahai Pelindung kaum mukminin
Wahai tujuan harapan kaum arifin
Wahai Lindungan kaum yang memohon
perlindungan 3X
Wahai Kekasih hamba-hamba(Mu) yang tulus
Wahai Tuhan seru sekalian alam
14
Akankah Engkau perlakukan demikian … ?
Maha Suci Engkau Ya Illahi, dengan segala puji-Mu
Kala Kau dengar suara hamba muslim (di
dalam neraka) yang terkurung karena keingkarannya
Yang merasakan siksa karena kedurhakaannya
Yang terperosok ke dalamnya karena dosa
dan nistanya …?
Sedankan ia merintih kepada-Mu dengan
mendambakan rahmat-Mu
Ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu
Ia bertawassul kepada-Mu dengan
ketuhanan-Mu
Wahai Pelindungku, bagaimana mungkin ia
kekal dalam siksa …?
Padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang
dahulu
Mana mungkin neraka menyakitinya …?
Padahal ia mendambakan karunia dan
kasih-Mu
Mana mungkin jilatannya menghanguskannya
…?
Padahal Engkau dengar suaranya dan Engkau
lihat posisinya
Mana mungkin kobarannya mengurungnya …?
Padahal Engkau mengetahui kelemahannya
Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya
…?
Padahal Engkau mengetahui ketulusannya
Mana mungkin Malaikat Zabaniyyah
menghempaskannya …?
Padahal ia memanggil-Mu Ya Rabbi … Ya
Allah …
Mana mungkin ia mengharapkan karunia
kebebasan daripadanya
Lalu Engkau meninggalkannya di sana … ?
Tidak, tidak demikian itu sangkaku
kepada-Mu
(juga) tidak pula menunjukkan kesohoran
karunia-Mu
(juga) tidak seperti itu dengan kebaikan
serta karunia-Mu Engkau akan perlakukan orang-orang yang bertauhid
15
dengan yakin aku berani berkata
kalau bukan karena keputusan-Mu untuk
menyiksa orang yang mengingkari-Mu
dan ketetapan dari-Mu agar mengekalkan di
sana orang-orang yang melawan-Mu
niscaya Kau jadikan neraka seluruhnya
sejuk dan damai
tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal
dan menetap bagi siapa pun
tetapi Maha Kudus asma-Mu
Engkau telah bersumpah untuk memenuhi
neraka dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia seluruhnya
Engkau akan mengekalkan di sana kaum
durhaka
Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu,
Engkau telah berkata
Setelah menyebut nikmat yang Engkau
berikan
“Akan samakah orang mukmin seperti orang
durjana/fasiq. Sungguh
tidak sama mereka itu.”
16
Illahi, Tuhanku
Aku memohon kepada-Mu dengan kodrat yang
telah Engkau tentukan
Dengan Qadha yang telah Engkau tetapkan dan
putuskan
Dan yang telah Engkau tentukan berlaku
pada orang yang dikenai
Limpahkanlah (ampunan-Mu) padaku di malam
ini, disaat ini
Pada semua nista yang pernah aku kerjakan
Pada semua dosa yang pernah aku lakukan
Pada semua kejelakan yang pernah aku rahasiakan
Pada semua kejahilan yang pernah aku
kerjakan
Yang aku sembunyikan atau aku tampakkan
Yang aku tutupi atau aku tunjukkan
(ampuni) semua keburukan yang telah Engkau
suruhkan malaikat yang mulia mencatatnya
mereka yang Engkau tugaskan untuk merekam
segala yang ada padaku
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi
bersama seluruh anggota badanku
dan Engkau sendiri pengawas di belakang
mereka
dan saksi bagi apa yang tak terpantau oleh
mereka
dengan rahmat-Mu sembunyikanlah
(keburukan-keburukan itu)
dengan karunia-Mu tutupilah itu
dan perbanyaklah bagianku pada setiap
kebaikan yang Engkau turunkan
atau setiap karunia yang Kau limpahkan
atau setiap keberuntungan yang Kau
sebarkan
atau setiap rezeki yang Kau curahkan
atau setiap dosa yang Kau ampunkan
atau setiap kesalahan yang Kau sembunyikan
17
Wahai Tuhanku, wahai yang menciptakanku,
wahai yang memeliharaku
Ya Illahi, Tuhanku, Pelindungku, Pemilik
Nyawaku
Wahai Zat Yang di Tangan-Nya ubun-ubunku
Wahai Yang mengetahui kesengsaraan dan
kemalanganku
Wahai Yang mengetahui kefakiran dan
kepapaanku
Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku,
Wahai Yang memeliharaku
Aku memohon kepada-Mu demi kebenaran dan
kesucian-Mu
Dan demi keagungan sifat dan asma-Mu
Jadikan waktu malam dan siangku dipenuhi
dengan dzikir pada-Mu
Senantiasa mengabdi kepada-Mu
Diterima amal-amalku di sisi-Mui
Sehingga perbuatan dan ucapan-ucpanku
seluruhnya menyatu
Dan kekekalan selalu keadaanku dalam
berbakti kepada-Mu
18
Wahai Tuanku, Wahai Zat yang kepada-Nya
aku percayakan diriku
Yang kepada-Nya aku adukan keadaanku
Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku,
Wahai Yang memeliharaku 3X
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti
kepada-Mu
Taguhkan tulang-tulangku untuk
melaksanakan niatku
Karuniakan kepadaku kesungguhan agar takut
kepada-Mu
Senantiasa untuk berbakti kepada-Mu
Sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama
pendahulu
Dan berlari ke arah-Mu bersama orang-orang
yang berpacu
Merindukan dekat kepada-Mu bersama yang
merindukan-Mu
Jadikan daku dekat pada-Mu, dekatnya
orang-orang yang ikhlas
Dan takut pada-Mu, takutnya orang-orang
yang yakin
Dan berkumpul di hadirat-Mu bersama kaum
mukminin
19
Ya Allah siapa saja bermaksud buruk
kepadaku, tahanlah dia
Siapa saja yang memperdayaku,
perdayakanlah dia 3X
Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik
nasibnya di sisi-Mu
Yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu
Yang paling istimewa tempatnya di dekat-Mu
Sungguh semua ini tidak akan tercapai
kecuali dengan karunia-Mu
Limpahkan kepadaku kemurahan-Mu
Sayangi daku dengan kebaikan-Mu
Jaga diriku dengan rahmat-Mu
Gerakkan lidahku untuk selalu berdzikir
pada-Mu
Penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu
Berikan kepadaku dari yang terbaik dari
ijabah-Mu
Hapuskan bekas kejatuhanku
Ampunilah ketergelinciranku
Sungguh Engkau telah wajibkan
hamba-hamba-Mu beribadah kepada-Mu
Dan Engkau perintahkan mereka untuk berdoa
kepada-Mu
Dan Engkau jaminkan kepada mereka
ijabah-Mu
(karena itu) kepada-Mu ya Rabbi kini
kuhadapkan wajahku
kepada-Mu ya Rabbi kupanjatkan tanganku
demi kebesaran-Mu perkenankanlah doaku
sampaikan daku pada cita-citaku
jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu
lindungi aku dari kejahatan jin dan
manusia musuh-musuhku
20
Wahai Yang Maha Cepat ridha-Nya
Ampunilah orang yang tidak memiliki apa
pun kecuali hanya doa
Karena sesungguhnya Engkau akan melakukan
apa-apa yang Kau kehendaki
Wahai Yang Asma-Nya adalah penawar dan
dzikir (pada-Nya) adalah obat dan ketaatan kepada-Nya adalah kekayaan
Sayangilah orang yang modalnya hanya
harapan dan senjatanya hanya tangisan
Wahai Penabur Karunia, Wahai Penolak
Bencana
Wahai Nur yang menerangi mereka yang
terhempas dalam kegelapan
Wahai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu
Karuniailah Muhammad dan keluarga Muhammad
Lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu
Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan
kepada Rasul-Nya serta pada Imam yang mulia dari keluarganya dan sampaikan
sebanyak-banyaknya salam kepada mereka.
Dengan Rahmat-Mu Wahai Yang Maha Pengasih
Langganan:
Postingan (Atom)