Selasa, 29 Desember 2015

وصية السبكى وتحليل الحاشض من الاحرام

dua kitab dalam satu buku, ya yang pertama WASIAT IMAM SUBKY kepada anak terbesarnya MUHAMMAD dan kitab kedua adalah kitab maha penting bagi para pembimbing haji, yaitu kitab  TAHLILUL HA'ID MINAL IHROMI,  berisi uraian hukum tahallulnya wanita hed dari ihromnya, monggo di download di sini.

Senin, 28 Desember 2015

موهبة ذوى الفضل للشيخ الترمسى

Alhamdulillah .... di sela hari yg super padat eni, sambil leyeh-leyeh melepas kepenatan, saya bagikan untuk para pecinta ilmu agama sebuah karya besar dar ulama besar tanah jawa, syekh Mahfudz termas, yg terkenal dengan judul Mauhibati dzawil fadli,
juz 1 disini 
 juz 2 disini 
juz 3 disini 
juz 4 disini  
juz 5 disini   
juz 6 disini 
juz 7 disini  

Sabtu, 26 Desember 2015

ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH karya Sayyid Muhammad Al Maliky

الحمد لله رب العالمين وصلى الله تبارك وتعالى على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم اجمعين
وبعد  ... فان سعادة المؤمن فى الدنيا وكرامته فى الاخرة تتحقق باقتدائه برسول الله صلى الله عليه وسلم, 
ketika membaca kitab mafahim yajibu an tusohhaha  karya beliau  ASSAYYID MUHAMMAD BIN ALWY AL MALIKY (semoga saya dan keluarga saya di kumpulkan bersamanya juga bersama jadd nya ) saya sangat penasaran dengan kitab karya beliau yang di beri judul  ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH  sebuah kitab yang menjadi penyebab beliau di larang keluar dari negaranya karena para penentangnya kuatir terhadap penyebaran akidah beliau, namun semua di kehendaki alloh subhanahu wa ta'ala, ilmu beliau menyebar ke seleuruh penjuru dunia islam, 
Dan alhamdulillah kitab ADDZAKHO'IRUL MUHAMMADIYYAH itu kini sudah bisa saya baca, mudah-mudahan saya bisa meneladani dan mengikuti sebagian isinya, amin ya robbal alamin, monggo bagi teman-teman yang ngersa'ake kitab tersebut donload di sini

Jumat, 25 Desember 2015

PERBEDAAN PASTI ANTARA BID’AH SYAR’IYYAH DAN BID’AH LUGHAWIYYAH seri tarjamah mafahim 11



Sebagian ulama mengkritik pengklasifikasian bid’ah dalam bid’ah terpuji dan tercela. Mereka menolak dengan keras orang yang berpendapat demikian. Malah sebagian ada yang  menuduhnya fasik dan sesat disebabkan berlawanan dengan sabda Nabi yang jelas : Setiap bid’ah itu sesat. Teks hadits ini jelas menunjukkan keumuman dan menggambarkan bid’ah sebagai sesat. Karena itu Anda akan melihat ia berkata : Setelah sabda penetap syari’ah dan pemilik risalah bahwa setiap bid’ah itu sesat, apakah sah ungkapan : akan datang seorang mujtahid atau faqih, apapun kedudukannya, lalu ia berkata, “Tidak, tidak, tidak setiap bid’ah itu sesat. Tetapi sebagian bid’ah itu sesat, sebagian baik dan sebagian lagi buruk. Berangkat dari pandangan ini banyak masyarakat terpedaya. Mereka ikut berteriak dan ingkar serta memperbanyak jumlah orang-orang yang tidak memahami tujuan-tujuan syari’ah dan tidak merasakan spirit agama Islam.
Tidak lama kemudian mereka terpaksa menciptakan jalan untuk memecahkan problem-problem yang mereka hadapi dan kondisi zaman yang  mereka hadapi juga menekan mereka. Mereka terpaksa menciptakan perantara lain. Yang jika tanpa perantara ini mereka tidak akan bisa makan, minum dan diam. Malah tidak akan bisa mengenakan pakaian, bernafas, menikah serta berhubungan dengan dirinya, keluarga, saudara dan masyarakatnya. Perantara ini ialah ungkapan yang dilontarkan dengan jelas : Sesungguhnya bid’ah terbagi menjadi dua ; 1) bid’ah diniyah (keagamaan) 2) bid’ah duniawiyyah (keduniaan). Subhanallah, mereka yang suka bermain-main ini membolehkan menciptakan klasifikasi tersebut atau minimal telah membuat nama tersebut.  Jika kita setuju bahwa pengertian ini telah ada sejak era kenabian namun pembagian ini, diniyyah dan duniawiyyah, sama sekali tidak ada dalam era pembuatan undang-undang kenabian. Lalu dari mana pembagian ini? dan dari mana nama-nama  baru ini datang ?.
Orang yang berkata bahwa pembagian bid’ah ke yang baik dan buruk itu tidak bersumber dari Syari’, maka saya akan menjawabnya bahwa pembagian bid’ah ke bid’ah diniyyah yang tidak bisa diterima dan ke duniawiyyah yang diterima, adalah tindakan bid’ah dan mengada-ada yang sebenarnya.
Rasulullah SAW sebagai Syari’ bersabda, “Setiap bid’ah itu sesat. Demikianlah beliau mengatakannya secara mutlak. Sedang ia mengatakan tidak, tidak, tidak semua bid’ah itu sesat. Tetapi bid’ah terbagi menjadi dua bagian ; diniyyah yang sesat dan duniawiyah yang tidak mengandung konsekuensi apa-apa.
Karena itu harus kami jelaskan di sini sebuah persoalan penting yang dengannya banyak keganjilan akan menjadi jelas,  insya Allah.
Dalam persoalan ini yang berbicara adalah Syari’ yang bijak. Lisan syari’ adalah lisan syar’i.  Maka untuk memahami ucapannya harus menggunakan standar syar’i yang dibawa Syari’. Jika Anda telah mengetahui bahwa bid’ah pada dasarnya adalah setiap hal yang baru dan diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya maka jangan sampai lenyap dari hatimu bahwa penambahan dan pembuatan yang tercela di sini adalah penambahan dalam urusan agama agar tambahan itu menjadi urusan agama, dan menambahi syari’at agar tambahan itu mengambil bentuk syari’ah. Lalu akhirnya tambahan itu menjadi syari’at yang dipatuhi yang dinisbatkan kepada pemilik syari’ah. Bid’ah model inilah yang mendapat ancaman dari Nabi SAW :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Barangsiapa menciptakan dalam agama kita, hal baru yang bukan bagian dari agama, maka ia ditolak.
Garis pemisah dalam tema hadits ini adalah kalimat “ في أمرنا هذا ”.
Oleh karena itu pengklasifikasian bid’ah menjadi bid’ah yang baik dan buruk dalam persepsi kami hanya berlaku untuk pengertian bid’ah yang ditinjau dari segi bahasa. Yakni, sekedar menciptakan hal baru. Kami semua tidak ragu bahwa bid’ah dalam kacamata syara’ tidak lain adalah sesat dan fitnah yang tercela, tidak diterima, dan dibenci. Jika mereka yang menolak memahami penjelasan bisa memahami penjelasan ini maka akan tampak bagi mereka bahwa titik temu dari perbedaan itu dekat dan sumber persengketaan itu jauh.
Untuk lebih mendekatkan beberapa pemahaman, saya melihat mereka yang mengingkari pembagian bid’ah menjadi bid’ah hasanah dan sayyi’ah,  sebenarnya mengingkari pembagian bid’ah dalam tinjauan syara’, dengan bukti mereka membagi bid’ah dalam bid’ah diniyyah dan duniawiyyah, dan penilaian mereka bahwa pembagian ini adalah sebuah keniscayaan.
Mereka yang membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah dan sayyi’ah memandang bahwa pembagian ini dikaitkan dengan tinjauan bid’ah dari aspek bahasa. Sebab mereka mengatakan bahwa penambahan dalam agama dan syari’at adalah kesesatan dan perbuatan amat tercela. Keyakinan semacam ini tidak diragukan lagi di mata mereka. Dari dua cara pandang yang berbeda ini berarti perbedaan antara dua kelompok ini tidaklah substansial. Hanya saja saya melihat bahwa kawan-kawan yang mengingkari pembagian bid’ah menjadi hasanah dan sayyiah dan yang berpendapat terbaginya bid’ah menjadi bid’ah diniyyah dan duniawiyyah tidak mampu menggunakan ekspresi bahasa dengan cermat. Hal ini disebabkan ketika mereka memvonis bahwa bid’ah diniyyah itu sesat,  – ini adalah pendapat yang benar – dan bid’ah duniawiyyah tidak ada konsekuensi apapun, mereka telah keliru dalam menetapkan hukum. Sebab dengan sikap ini mereka memvonis semua bid’ah duniawiyyah itu boleh. Sikap ini jelas sangat berbahaya dan bisa menimbulkan fitnah dan bencana. Karena itu, persoalan ini wajib dan mendesak untuk dijelaskan secara mendetail. Yakni mereka mengatakan bahwa bid’ah duniawiyyah ada yang baik dan ada yang buruk sebagaimana fakta yang terjadi, yang tidak diingkari kecuali oleh orang buta yang bodoh. Penambahan kalimat ini harus dilakukan. Untuk mendapatkan pengertian yang tepat, cukuplah kita menggunakan pendapat orang yang berpendapat bahwa bid’ah terbagi menjadi bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah. Yang dimaksud bid’ah di sini sudah jelas adalah bid’ah dari aspek bahasa sebagaimana telah dipaparkan di atas. Bid’ah dalam pengertian inilah yang dikatakan dengan bid’ah duniawiyyah oleh mereka yang ingkar terhadap pembagiannya menjadi hasanah dan sayyiah. Pendapat bid’ah terbagi menjadi hasanah dan sayyiah adalah pendapat yang sangat cermat dan hati-hati. Karena pendapat ini mengumandangkan kepada setiap hal baru untuk mematuhi hukum syari’at dan kaidah-kaidah agama, dan mengharuskan kaum  muslimin untuk menyelaraskan semua urusan dunia, baik yang bersifat umum atau khusus, sesuai dengan syariat Islam, agar mengetahui hukum Islam yang terdapat di dalamnya, betapapun besarnya bid’ah itu. Sikap semacam ini tidak mungkin direalisasikan kecuali dengan mengklasifikasikan bid’ah dengan tepat dan telah mendapat pertimbangan dari para aimmatul ushul. Semoga Allah meridloi para aimmatul ushul dan meridloi kajian mereka terhadap lafadh-lafadh yang shahih dan mencukupi yang mengantar menuju pengertian-pengertian yang benar, tanpa pengurangan, perubahan atau interpretasi.
AJAKAN PARA AIMMATUTTASHAWWUF UNTUK MENGAPLIKASIKAN SYARIAH
Tashawwuf, obyek yang teraniaya dan  senantiasa dicurigai, sangat minim mereka yang bersikap adil dalam menyikapinya. Justru sebagian kalangan dengan keterlaluan dan tanpa rasa malu mengkategorikannya dalam daftar karakter negatif yang mengakibatkan gugurnya kesaksian dan lenyapnya sikap adil, dengan mengatakan, “Fulan bukan orang yang bisa dipercaya dan informasinya ditolak.” Mengapa ? Karena ia seorang sufi.
Anehnya, saya melihat sebagian mereka yang menghina tashawwuf, menyerang dan memusuhi pengamal tashawwuf bertindak dan berbicara tentang tashawwuf, kemudian tanpa sungkan mengutip ungkapan para imam tashawwuf dalam khutbah dan ceramahnya di atas mimbar-mimbar Jum’at kursi-kursi pengajaran. Dengan gagah dan percaya diri ia mengatakan, “Berkata Fudlail ibn ‘Iyaadl, Al-Junaid, Al-Hasan al-Bashri, Sahl Al-Tusturi, Al-Muhasibi, dan Bisyr al-Haafi.”
Fudlail ibn ‘Iyaadl, Al-Junaid, Al-Hasan al-Bashri, Sahl Al-Tusturi, Al-Muhasibi, dan Bisyr al-Haafi adalah tokoh-tokoh tashawwuf yang kitab-kitab tashawwuf penuh dengan ucapan, informasi, kisah-kisah teladan, dan karakter mereka.  Jadi, saya tidak mengerti, apakah ia bodoh atau pura-pura bodoh? Buta atau pura-pura buta?.
Saya ingin mengutip pandangan para tokoh tashawwuf menyangkut syari’ah Islam agar kita mengetahui sikap mereka sesungguhnya. Karena yang wajib adalah kita mengetahui seseorang lewat pribadinya sendiri dan manusia adalah orang terbaik yang berbicara mengenai pandangannya dan yang paling dipercaya mengungkapkan apa yang dirahasiakan.
Al-Imam Junaid RA berkata, “ Semua jalan telah tertutup bagi makhluk kecuali orang yang mengikuti jejak Rasulullah, sunnahnya dan setia pada jalan ditempuh beliau. Karena semua jalan kebaikan terbuka untuk Nabi dan mereka yang mengikuti jejak beliau.”
Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa Abu Yazid Al-Bastomi suatu hari berbicara pada para muridnya, “ Bangunlah bersamaku untuk melihat orang mempopulerkan dirinya sebagai wali. ” Lalu Abu Yazid dan murid-muridnya berangkat untuk mendatangi wali tersebut. Kebetulan wali tersebut hendak menuju masjid dan meludah ke arah kiblat. Abu Yazid pun berbalik pulang dan tidak memberi salam. “ Orang ini tidak dapat dipercaya atas satu etika dari beberapa etika Rasulullah, maka bagaimana mungkin ia dapat dipercaya atas klaimnya tentang kedudukan para wali dan shiddiiqin, “ kata Abu Yazid.
Dzunnuun Al Mishri berkata, “Poros dari segala ungkapan (madaarul Kalam) ada empat; Cinta kepada Allah Yang Maha Agung, benci kepada yang sedikit, mengikuti Al-Quran, dan khawatir berubah menjadi orang celaka. Salah satu indikasi orang  yang cinta kepada Allah adalah mengikuti kekasih Allah Saw dalam budi pekerti, tindakan, perintah dan sunnahnya.
As-Sirri As-Siqthi berkata, “Tashawwuf adalah identitas untuk tiga makna ; Shufi (pengamal tashawwuf) adalah orang yang cahaya ma’rifatnya tidak memadamkan cahaya wara’nya, tidak berbicara menggunakan bathin menyangkut ilmu yang bertentangan dengan pengertian lahirial Al-Kitab dan As-Sunnah, dan karomahnya tidak mendorong untuk menyingkap tabir-tabir keharaman Allah.
Abu Nashr Bisyr ibn Al Harits Al Hafi berkata, “ Saya bermimpi bertemu Nabi Saw. “ Wahai Bisyr, tahukah kamu kenapa Allah meninggikan  derajatmu mengalahkan teman-temanmu? Tanya Beliau. “ Tidak tahu, Wahai Rasulullah,” Jawabku. “ Sebab Engkau mengikuti sunnahku, mengabdi kepada orang salih, memberi nasihat pada teman-temanmu dan kecintaanmu kepada para sahabat dan keluargaku. Inilah faktor yang membuatmu meraih derajat orang-orang yang baik ( Abror ).”
Abu Yazid ibn ‘Isa ibn Thoifur Al-Bashthomi berkata, “Sungguh terlintas di hatiku untuk memohon kepada Allah agar mencukupi biaya makan dan biaya perempuan, kemudian saya berkata. “Bagaimana boleh saya memohon ini kepada Allah padahal Rasulullah tidak pernah memohon demikian.” Akhirnya saya tidak memohon ini kepada Allah. Kemudian Allah mencukupi biaya para perempuan hingga saya tidak peduli, apakah perempuan menghadapku atau tembok.
Abu Yazid juga pernah berkata, “Jika engkau memandang seorang laki-laki diberi beberapa karomah hingga ia mampu terbang di udara, maka janganlah engkau tertipu sampai engkau melihat bagaimana sikapnya menghadapi perintah dan larangan Allah, menjaga batas-batas yang digariskan Allah dan pelaksanaannnya terhadap syari’ah.”
Sulaiman Abdurrahaman ibn ‘Athiah Al-Daaraani berkata, “Terkadang, selama beberapa hari terasa di hatiku satu noktah dari beberapa noktah masyarakat. Saya tidak menerima isi dari hati saya  kecuali dengan dua saksi adil ; Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Abul Hasan Ahmad ibn Abil Hawaari berkata, “Siapapun yang mengerjakan perbuatan tanpa mengikuti sunnah Rasulullah maka perbuatan itu sia-sia.”
Abu Hafsh ‘Umar ibn Salamah Al-Haddaad berkata, “Barangsiapa yang tidak mengukur semua tindakannya setiap saat dengan Al-Kitab dan Al-Sunnah, dan tidak berburuk sangka dengan apa yang terlintas dalam hatinya, maka janganlah ia dimasukkan dalam daftar para tokoh besar (diwaanirrijaal). 
Abul Qasim Al-Junaid ibn Muhammad berkata, “Siapapun yang tidak memperhatikan Al-Qur’an dan tidak mencatat Al-Hadits, ia tidak bisa dijadikan panutan dalam bidang ini (tashawwuf), karena ilmu kita dibatasi dengan Al-Kitab dan Al-Sunnah.”
Ia juga berkata, “ Madzhabku ini dibatasi dengan prinsip-prinsip Al-Kitab dan Al-Sunnah dan ilmuku ini dibangun di atas fondasi hadits Rasulullah.”
Abu ‘Utsman Sa’id ibn Ismail Al-Hairi berkata, “Saat sikap Abu Utsman berubah, maka anaknya, Abu Bakar  merobek-robek qamis yang melekat pada tubuhnya, lalu Abu ‘Utsman membuka matanya dan berkata, “Wahai Anakku, mempraktekkan sunnah dalam penampilan lahiriah itu indikasi kesempurnaan  batin.”
Ia juga berkata, “Bersahabat dengan Allah itu dengan budi pekerti yang luhur dan senantiasa takut kepada-Nya. Bersahabat dengan Rasulullah itu dengan mengikuti sunnahnya dan senantiasa mempraktekkan ilmu lahiriah. Bersahabat dengan para wali dengan menghormati dan mengabdi. Bersahabat dengan keluarga itu dengan budi pekerti yang baik. Bersahabat dengan kawan-kawan itu dengan senantiasa bermuka manis sepanjang bukan perbuatan dosa. Dan bersahabat dengan orang bodoh itu dengan mendoakan dan rasa belas kasih.
Ia juga berkata, “Barangsiapa yang memposisikan As-Sunnah sebagai pimpinannya dalam ucapan dan tindakan maka ia akan berbicara dengan hikmah. Dan barangsiapa memposisikan hawa nafsu sebagai pimpinannya dalam ucapan dan tindakan maka ia akan berbicara dengan bid’ah. Allah SWT berfirman : 
وان تطيعوه تهتدوا
Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.
Abul Hasan Ahmad ibn Muhammad Al-Nawawi mengatakan, “Jika engkau melihat orang yang mengklaim kondisi bersama Allah yang membuatnya terlepas dari batasan ilmu syari’at maka janganlah engkau mendekatinya.”
Abul Fawaris Syah ibn Syuja’ Al-Karmani berkata, “Barangsiapa memejamkan matanya dari hal-hal yang diharamkan, mengendalikan nafsunya dari syahwat, menghidupkan bathinnya dengan senantiasa merasakan kehadiran Allah (muraqabat) dan menghidupkan keadaan lahiriahnya dengan mengikuti sunnah, dan membiasakan diri memakan barang halal, maka firasatnya tidak akan meleset.”
Abul Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Sahl ibn ‘Atha’ mengatakan, “Barangsiapa menekan dirinya untuk mengamalkan etika-etika syari’at maka Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya ma’rifat dan dianugerahi kedudukan mengikuti Al-Habib Rasulullah SAW dalam segala perintah, larangan dan budi pekerti beliau SAW.”
Ia juga mengatakan, “Semua yang ditanyakan kepadaku carilah pada belantara syari’at. Jika engkau tidak menemukannya, carilah di medan hikmah. Jika tidak menemukannya, takarlah dengan tauhid. Dan jika tidak menemukannya di tiga tempat pencarian ini, maka lemparkanlah ia ke wajah setan.”
Abu Hamzah Al-Baghdadi Al-Bazzar mengatakan, “Siapapun yang mengetahui jalan Allah maka Dia akan memudahkan untuk menempuhnya. Dan tidak ada petunjuk jalan menuju Allah kecuali mengikuti Rasulullah SAW dalam sikap, tindakan dan ucapan beliau.”
Abu Ishaq Ibrahim ibn Dawud Al-Ruqi mengatakan, “ Indikator cinta kepada Allah adalah memprioritaskan ketaatan kepada Allah dan mengikuti Nabi-Nya SAW.”
Mamsyad Ad-Dinawari berkata, “Etika murid adalah selalu dalam menghormati masyayikh (guru), membantu kawan-kawan, terlepas dari faktor-faktor penyebab, dan menjaga etika syari’at untuk dirinya.”
Abu Abdillah ibn Munazil berkata, “Tidak ada seseorangpun yang menelantarkan salah satu kefardluan Allah kecuali Allah akan menimpakan musibah dengan menyia-nyiakan sunnah. Dan Allah tidak menimpakan musibah seseorang dengan menelantarkan sunnah kecuali ia hendak diberi musibah dengan bid’ah.”

Kamis, 24 Desember 2015

KITAB-KITAB KARYA IBNA MAHMUD +

Dan malam ini setelah 3 hari 3 malam jalan-jalan ke panjalu, pamijahan dan jakarta, wisata religi dan wisata budaya,  di campur maksiat, saya akan bagikan buku-buku yang mudah-mudahan bermanfaat, di antara nya
1. tarjamah Alfiyah  karya abu ayyasy el barqy  donlod disini
2., Ahusna fil qiro'ah alfusha karya abu alawy zada donlod disini
3,tarjamah Imrity karya adikku abu Hafs donlod disini
4,tarjamah hidayatussibyan karya abu yasmin donlod disini
5,tarjamah nadhom maksud karya Abu Hafs donlod disini
6, pasholatan asma chusna karya  KH SAID BAHRUDDIN CHOEROL JAZA donlod disini
7, Roisaalah sholat kecil karya abu wafi donlod disini
8, risalah sholat lengkap karya abu alawy zada donlod disini
9, safinatunnajah karya sayyid salim bin sumair donlod disini
10. Tajwid karya abu hafs donlod disini
11. tarjamah dan ulasan nadhom ta'lim karya abu ayyasy donlod disini
12, allamhatullumburi tarjamah mulhatul i'rob karya abu yasmin donlod disini
13, RISALATUNNAHWI fi nadhmi al jurumiyyah karya Luthfi Said , donlod didie
KALAU SEMUA DI DOWNLOAD HANYA SEKITAR 13 MB

DOA DOA SAYYIDINA ALI YG DI AJARKAN KEPADA KUMAIL BIN ZIYAD



1.             اَللّـهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء ، وَ بِقُوَّتِكَ الَّتي قَهَرْتَ بِها كُلَّ شَيْء وَ خَضَعَ لَها كُلُّ شَيء ، وَ ذَلَّ لَها كُلُّ شَيء ، وَبِجَبَرُوتِكَ الَّتي غَلَبْتَ بِها كُلَّ شَيء، وَبِعِزَّتِكَ الَّتي لا يَقُومُ لَها شَيءٌ ، وَ بِعَظَمَتِكَ الَّتي مَلأَتْ كُلَّ شَيء ، وَبِسُلْطانِكَ الَّذي عَلا كُلَّ شَيء ، وَ بِوَجْهِكَ الْباقي بَعْدَ فَناءِ كُلِّ شَيء ، وَ بِأَسْمائِكَ الَّتي مَلأَتْ أرْكانَ كُلِّ شَيء ، وَ بِعِلْمِكَ الَّذي أَحاطَ بِكُلِّ شَيء ، وَ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذي أَضاءَ لَهُ كُلُّ شيء ، يا نُورُ يا قُدُّوسُ ، يا أَوَّلَ الأوَّلِينَ وَ يا آخِرَ الآخِرينَ .
2.             اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تَهْتِكُ الْعِصَمَ ، اَللّـهُمَّ اغْفِـرْ لِي الذُّنُوبَ  الَّتي تُنْزِلُ النِّقَمَ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تُغَيِّـرُ النِّعَمَ ، اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لي الذُّنُوبَ الَّتي تَحْبِسُ الدُّعاءَ ، اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لِي الذُّنُوبَ الَّتي تُنْزِلُ الْبَلاءَ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي كُلَّ ذَنْب اَذْنَبْتُهُ ، وَ كُلَّ خَطيئَة اَخْطَأتُها .
3.             اَللّهُمَّ اِنّي اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ بِذِكْرِكَ ، وَ اَسْتَشْفِعُ بِكَ إلى نَفْسِكَ ، وَ أَسْأَلُكَ بِجُودِكَ أن تُدْنِيَني مِنْ قُرْبِكَ ، وَ أَنْ تُوزِعَني شُكْرَكَ ، وَ أَنْ تُلْهِمَني ذِكْرَكَ  ، اَللّهُمَّ إني أَسْأَلُكَ سُؤالَ خاضِع مُتَذَلِّل خاشِع أن تُسامِحَني وَ تَرْحَمَني وَ تَجْعَلَني بِقِسْمِكَ راضِياً قانِعاً ، وَ في جَميعِ الأحوال مُتَواضِعاً .
4.             اَللّهُمَّ وَ أَسْأَلُكَ سُؤالَ مَنِ اشْتَدَّتْ فاقَتُهُ ، وَ اَنْزَلَ بِكَ عِنْدَ الشَّدائِدِ حاجَتَهُ ، وَ عَظُمَ فيما عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ . اَللّـهُمَّ عَظُمَ سُلْطانُكَ ، وَ عَلا مَكانُكَ ، وَ خَفِي مَكْرُكَ ، وَ ظَهَرَ اَمْرُكَ وَ غَلَبَ قَهْرُكَ ، وَ جَرَتْ قُدْرَتُكَ ، وَ لا يُمْكِنُ الْفِرارُ مِنْ حُكُومَتِكَ .
5.             اَللّهُمَّ لا أجِدُ لِذُنُوبي غافِراً ، وَ لا لِقَبائِحي ساتِراً ، وَ لا لِشَيء مِنْ عَمَلِي الْقَبيحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاً غَيْرَكَ ، لا اِلـهَ إلاّ أنْتَ ، سُبْحانَكَ وَ بِحَمْدِكَ ، ظَلَمْتُ نَفْسي ، وَ تَجَرَّأْتُ بِجَهْلي ، وَ سَكَنْتُ إلى قَديمِ ذِكْرِكَ لي وَ مَنِّكَ عَلَيَّ .
6.             اَللّهُمَّ مَوْلاي كَمْ مِنْ قَبيح سَتَرْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ فادِح مِنَ الْبَلاءِ اَقَلْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ عِثارٍ وَقَيْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ مَكْرُوهٍ دَفَعْتَهُ ، وَ كَمْ مِنْ ثَناءٍ جَميلٍ لَسْتُ اَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ .
7.              اَللّهُمَّ عَظُمَ بَلائي ، وَ اَفْرَطَ بي سُوءُ حالي ، وَ قَصُرَتْ بي اَعْمالي ، وَ قَعَدَتْ بي اَغْلالي ، وَ حَبَسَني عَنْ نَفْعي بُعْدُ اَمَلي ، وَ خَدَعَتْنِي الدُّنْيا بِغُرُورِها ، وَ نَفْسي بِجِنايَتِها ، وَ مِطالي يا سَيِّدي فَأَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ أن لا يَحْجُبَ عَنْكَ دُعائي سُوءُ عَمَلي وَ فِعالي ، وَ لا تَفْضَحْني بِخَفِي مَا اطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرّي ، وَ لا تُعاجِلْني بِالْعُقُوبَةِ عَلى ما عَمِلْتُهُ في خَلَواتي مِنْ سُوءِ فِعْلي وَ إساءَتي ، وَ دَوامِ تَفْريطي وَ جَهالَتي ، وَ كَثْرَةِ شَهَواتي وَ غَفْلَتي ، وَ كُنِ اللّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لي في كُلِّ الأحوالِ رَؤوفاً ، وَ عَلَي في جَميعِ الاُْمُورِ عَطُوفاً .
8.              اِلـهي وَ رَبّي مَنْ لي غَيْرُكَ أَسْأَلُهُ كَشْفَ ضُرّي ، وَ النَّظَرَ في اَمْري ، اِلهي وَ مَوْلاي اَجْرَيْتَ عَلَي حُكْماً اِتَّبَعْتُ فيهِ هَوى نَفْسي ، وَ لَمْ اَحْتَرِسْ فيهِ مِنْ تَزْيينِ عَدُوّي ، فَغَرَّني بِما اَهْوى وَ اَسْعَدَهُ عَلى ذلِكَ الْقَضاءُ ، فَتَجاوَزْتُ بِما جَرى عَلَيَّ مِنْ ذلِكَ بَعْضَ حُدُودِكَ ، وَ خالَفْتُ بَعْضَ اَوامِرِكَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلي في جَميعِ ذلِكَ ، وَ لا حُجَّةَ لي فيما جَرى عَلَيَّ فيهِ قَضاؤُكَ ، وَ اَلْزَمَني حُكْمُكَ وَ بَلاؤُكَ .
9.             وَ قَدْ اَتَيْتُكَ يا اِلـهي بَعْدَ تَقْصيري وَ اِسْرافي عَلى نَفْسي مُعْتَذِراً نادِماً مُنْكَسِراً مُسْتَقيلاً مُسْتَغْفِراً مُنيباً مُقِرّاً مُذْعِناً مُعْتَرِفاً ، لا أجِدُ مَفَرّاً مِمّا كانَ مِنّي ، وَ لا مَفْزَعاً اَتَوَجَّهُ إليه في أَمْري ، غَيْرَ قَبُولِكَ عُذْري ، وَ اِدْخالِكَ اِيّايَ في سَعَة من  رَحْمَتِكَ .
10.      اَللّـهُمَّ فَاقْبَلْ عُذْري ، وَ ارْحَمْ شِدَّةَ ضُرّي ، وَ فُكَّني مِنْ شَدِّ وَثاقي . يا رَبِّ ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَني ، وَ رِقَّةَ جِلْدي ، وَ دِقَّةَ عَظْمي ، يا مَنْ بَدَأَ خَلْقي وَ ذِكْري وَ تَرْبِيَتي وَ بِرّي وَ تَغْذِيَتي هَبْني لاِبـْتِداءِ كَرَمِكَ ، وَ سالِفِ بِرِّكَ بي .

11.      يا اِلـهي وَ سَيِّدي وَ رَبّي ، اَتُراكَ مُعَذِّبي بِنارِكَ بَعْدَ تَوْحيدِكَ ، وَ بَعْدَ مَا انْطَوى عَلَيْهِ قَلْبي مِنْ مَعْرِفَتِكَ ، وَ لَهِجَ بِهِ لِساني مِنْ ذِكْرِكَ ، وَ اعْتَقَدَهُ ضَميري مِنْ حُبِّكَ ، وَ بَعْدَ صِدْقِ اعْتِرافي و َدُعائي خاضِعاً لِرُبُوبِيَّتِكَ ، هَيْهاتَ أنْتَ اَكْرَمُ مِنْ أنْ تُضَيِّعَ مَنْ رَبَّيْتَهُ ، أوْ تُبَعِّدَ مَنْ أدْنَيْتَهُ ، اَوْ تُشَرِّدَ  مَنْ آوَيْتَهُ ، اَوْ تُسَلِّمَ اِلَى الْبَلاءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَ رَحِمْتَهُ ، وَ لَيْتَ شِعْري يا سَيِّدي وَ اِلـهي وَ مَوْلايَ ، اَتُسَلِّطُ النّارَ عَلى وُجُوه خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ ساجِدَةً ، وَ عَلى اَلْسُن نَطَقَتْ بِتَوْحيدِكَ صادِقَةً ، وَ بِشُكْرِكَ مادِحَةً ، وَ عَلى قُلُوبٍ اعْتَرَفَتْ بِإلهِيَّتِكَ مُحَقِّقَةً ، وَ عَلى ضَمائِرَ حَوَتْ مِنَ الْعِلْمِ بِكَ حَتّى صارَتْ خاشِعَةً ، وَ عَلى جَوارِحَ سَعَتْ إلى أوْطانِ تَعَبُّدِكَ طائِعَةً ، وَ اَشارَتْ بِاسْتِغْفارِكَ مُذْعِنَةً ، ما هكَذَا الظَّنُّ بِكَ ، وَ لا اُخْبِرْنا بِفَضْلِكَ عَنْكَ .
12.      يا كَريمُ يا رَبِّ وَ اَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفي عَنْ قَليل مِنْ بَلاءِ الدُّنْيا وَ عُقُوباتِها ، وَ ما يَجْري فيها مِنَ الْمَكارِهِ عَلى أهْلِها ، عَلى أنَّ ذلِكَ بَلاءٌ وَ مَكْرُوهٌ قَليلٌ مَكْثُهُ ، يَسيرٌ بَقاؤُهُ ، قَصيرٌ مُدَّتُهُ ، فَكَيْفَ احْتِمالي لِبَلاءِ الآخِرَةِ ، وَ جَليلِ وُقُوعِ الْمَكارِهِ فيها ، وَ هُوَ بَلاءٌ تَطُولُ مُدَّتُهُ ، وَ يَدُومُ مَقامُهُ ، وَ لا يُخَفَّفُ عَنْ اَهْلِهِ ، لاَِنَّهُ لا يَكُونُ إلاّ عَنْ غَضَبِكَ وَ اْنتِقامِكَ وَ سَخَطِكَ ، وَ هذا ما لا تَقُومُ لَهُ السَّمـاواتُ وَ الأرْضُ ، يا سَيِّدِي فَكَيْفَ لي وَ أنَا عَبْدُكَ الضَّعيـفُ الـذَّليـلُ الْحَقيـرُ الْمِسْكيـنُ الْمُسْتَكينُ .
13.      يا اِلهي وَ رَبّي وَ سَيِّدِي وَ مَوْلايَ لأيِّ الاُْمُورِ اِلَيْكَ اَشْكُو ، وَ لِما مِنْها أضِجُّ وَ اَبْكي ، لأليمِ الْعَذابِ وَ شِدَّتِهِ ، أمْ لِطُولِ الْبَلاءِ وَ مُدَّتِهِ ، فَلَئِنْ صَيَّرْتَني لِلْعُقُوباتِ مَعَ أعْدائِكَ ، وَ جَمَعْتَ بَيْني وَ بَيْنَ أهْلِ بَلائِكَ ، وَ فَرَّقْتَ بَيْني وَ بَيْنَ أحِبّائِكَ وَ أوْليائِكَ ، فَهَبْني يا إلـهي وَ سَيِّدِي وَ مَوْلايَ وَ رَبّي صَبَرْتُ عَلى عَذابِكَ ، فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَلى فِراقِكَ ، وَ هَبْني صَبَرْتُ عَلى حَرِّ نارِكَ ، فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَنِ النَّظَرِ إلى كَرامَتِكَ ، أمْ كَيْفَ أسْكُنُ فِي النّارِ وَ رَجائي عَفْوُكَ ، فَبِعِزَّتِكَ يا سَيِّدى وَ مَوْلايَ اُقْسِمُ صادِقاً لَئِنْ تَرَكْتَني ناطِقاً لاَِضِجَّنَّ إلَيْكَ بَيْنَ أهْلِها ضَجيجَ الآمِلينَ ، وَ لأصْرُخَنَّ إلَيْكَ صُراخَ الْمَسْتَصْرِخينَ ، وَ لأبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكاءَ الْفاقِدينَ ، وَ لاَُنادِيَنَّكَ اَيْنَ كُنْتَ يا وَلِيَّ الْمُؤْمِنينَ ، يا غايَةَ آمالِ الْعارِفينَ ، يا غِياثَ الْمُسْتَغيثينَ ، يا حَبيبَ قُلُوبِ الصّادِقينَ ، وَ يا اِلهَ الْعالَمينَ .
14.       أفَتُراكَ سُبْحانَكَ يا إلهي وَ بِحَمْدِكَ تَسْمَعُ فيها صَوْتَ عَبْد مُسْلِم سُجِنَ فيها بِمُخالَفَتِهِ ، وَ ذاقَ طَعْمَ عَذابِها بِمَعْصِيَتِهِ ، وَ حُبِسَ بَيْنَ اَطْباقِها بِجُرْمِهِ وَ جَريرَتِهِ ، وَ هُوَ يَضِجُّ إلَيْكَ ضَجيجَ مُؤَمِّل لِرَحْمَتِكَ ، وَ يُناديكَ بِلِسانِ أهْلِ تَوْحيدِكَ ، وَ يَتَوَسَّلُ إلَيْكَ بِرُبُوبِيَّتِكَ ، يا مَوْلايَ فَكَيْفَ يَبْقى فِي الْعَذابِ وَ هُوَ يَرْجُو ما سَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ ، أَمْ كَيْفَ تُؤْلِمُهُ النّارُ وَ هُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَ رَحْمَتَكَ ، اَمْ كَيْفَ يُحْرِقُهُ لَهيبُها وَ أنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ وَ تَرى مَكانَه ، اَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفيرُها وَ أنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ ، اَمْ كَيْفَ يَتَقَلْقَلُ بَيْنَ اَطْباقِها وَ أنْتَ تَعْلَمُ صِدْقَهُ ، اَمْ كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبانِيَتُها وَ هُوَ يُناديكَ يا رَبَّهُ ، اَمْ كَيْفَ يَرْجُو فَضْلَكَ في عِتْقِهِ مِنْها فَتَتْرُكُهُ فيها ، هَيْهاتَ ما ذلِكَ الظَّنُ بِكَ ، وَ لاَ الْمَعْرُوفُ مِنْ فَضْلِكَ ، وَ لا مُشْبِهٌ لِما عامَلْتَ بِهِ الْمُوَحِّدينَ مِنْ بِرِّكَ وَ اِحْسانِكَ ،
15.      فَبِالْيَقينِ اَقْطَعُ لَوْ لا ما حَكَمْتَ بِهِ مِنْ تَعْذيبِ جاحِديكَ ، وَ قَضَيْتَ بِهِ مِنْ اِخْلادِ مُعانِدِيكَ ، لَجَعَلْتَ النّارَ كُلَّها بَرْداً وَ سَلاماً ، وَ ما كانَ لأحَد فيها مَقَرّاً وَ لا مُقاماً ، لكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ أسْماؤُكَ اَقْسَمْتَ أنْ تَمْلاََها مِنَ الْكافِرينَ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النّاسِ اَجْمَعينَ ، و َ أنْ تُخَلِّدَ فيهَا الْمُعانِدينَ ، وَ أنْتَ جَلَّ ثَناؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئاً ، وَ تَطَوَّلْتَ بِالإنْعامِ مُتَكَرِّماً ، اَفَمَنْ كانَ مُؤْمِناً كَمَنْ كانَ فاسِقاً لا يَسْتَوُونَ .
16.      إلهي وَ سَيِّدى فَأَسْأَلُكَ بِالْقُدْرَةِ الَّتي قَدَّرْتَها ، وَ بِالْقَضِيَّةِ الَّتي حَتَمْتَها وَ حَكَمْتَها ، وَ غَلَبْتَ مَنْ عَلَيْهِ اَجْرَيْتَها ، أنْ تَهَبَ لي في هذِهِ اللَّيْلَةِ وَ في هذِهِ السّاعَةِ كُلَّ جُرْم اَجْرَمْتُهُ ، وَ كُلَّ ذَنْب اَذْنَبْتُهُ ، وَ كُلَّ قَبِيح أسْرَرْتُهُ ، وَ كُلَّ جَهْل عَمِلْتُهُ ، كَتَمْتُهُ أوْ اَعْلَنْتُهُ ، أخْفَيْتُهُ أوْ اَظْهَرْتُهُ ، وَ كُلَّ سَيِّئَة أمَرْتَ بِاِثْباتِهَا الْكِرامَ الْكاتِبينَ الَّذينَ وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ ما يَكُونُ مِنّي ، وَ جَعَلْتَهُمْ شُهُوداً عَلَيَّ مَعَ جَوارِحي ، وَ كُنْتَ أنْتَ الرَّقيبَ عَلَيَّ مِنْ وَرائِهِمْ ، وَ الشّاهِدَ لِما خَفِيَ عَنْهُمْ ، وَ بِرَحْمَتِكَ اَخْفَيْتَهُ ، وَ بِفَضْلِكَ سَتَرْتَهُ ، وَ أنْ تُوَفِّرَ حَظّي مِنْ كُلِّ خَيْر اَنْزَلْتَهُ أوْ اِحْسان فَضَّلْتَهُ ، أوْ بِرٍّ نَشَرْتَهُ ، أوْ رِزْق بَسَطْتَهُ ، أوْ ذَنْب تَغْفِرُهُ ، أوْ خَطَأ تَسْتُرُهُ ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ .
17.      يا اِلهي وَ سَيِّدي وَ مَوْلايَ وَ مالِكَ رِقّي ، يا مَنْ بِيَدِهِ ناصِيَتي ، يا عَليماً بِضُرّي وَ مَسْكَنَتي ، يا خَبيراً بِفَقْري وَ فاقَتي ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّكَ وَ قُدْسِكَ ، وَ اَعْظَمِ صِفاتِكَ وَ اَسْمائِكَ ، أنْ تَجْعَلَ اَوْقاتي مِنَ اللَّيْلِ وَ النَّهارِ بِذِكْرِكَ مَعْمُورَةً ، وَ بِخِدْمَتِكَ مَوْصُولَةً ، وَ اَعْمالي عِنْدَكَ مَقْبُولَةً ، حَتّى تَكُونَ أعْمالي وَ أوْرادي كُلُّها وِرْداً واحِداً ، وَ حالي في خِدْمَتِكَ سَرْمَداً .
18.      يا سَيِّدي يا مَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلي ، يا مَنْ اِلَيْهِ شَكَوْتُ أحْوالي ، يا رَبِّ يا رَبِّ يا رَبِّ ، قَوِّ عَلى خِدْمَتِكَ جَوارِحي ، وَ اشْدُدْ عَلَى الْعَزيمَةِ جَوانِحي ، وَ هَبْ لِيَ الْجِدَّ في خَشْيَتِكَ ، وَ الدَّوامَ فِي الاِْتِّصالِ بِخِدْمَتِكَ ، حَتّى أسْرَحَ إلَيْكَ في مَيادينِ السّابِقينَ ، وَ اُسْرِعَ إلَيْكَ فِي الْبارِزينَ ، وَ اَشْتاقَ إلى قُرْبِكَ فِي الْمُشْتاقينَ ، وَ اَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الُْمخْلِصينَ ، وَ اَخافَكَ مَخافَةَ الْمُوقِنينَ ، وَ اَجْتَمِعَ في جِوارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنينَ .
19.      اَللّهُمَّ وَ مَنْ اَرادَني بِسُوء فَاَرِدْهُ ، وَ مَنْ كادَني فَكِدْهُ ، وَ اجْعَلْني مِنْ أحْسَنِ عَبيدِكَ نَصيباً عِنْدَكَ ، وَ اَقْرَبِهِمْ مَنْزِلَةً مِنْكَ ، وَ اَخَصِّهِمْ زُلْفَةً لَدَيْكَ ، فَاِنَّهُ لا يُنالُ ذلِكَ إلاّ بِفَضْلِكَ ، وَ جُدْ لي بِجُودِكَ ، وَ اعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ ، وَ احْفَظْني بِرَحْمَتِكَ ، وَ اجْعَلْ لِساني بِذِكْرِكَ لَهِجَاً ، وَ قَلْبي بِحُبِّكَ مُتَيَّماً ، وَ مُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ اِجابَتِكَ ، وَ اَقِلْني عَثْرَتي ، وَ اغْفِرْ زَلَّتي ، فَاِنَّكَ قَضَيْتَ عَلى عِبادِكَ بِعِبادَتِكَ ، وَ اَمَرْتَهُمْ بِدُعائِكَ ، وَ ضَمِنْتَ لَهُمُ الإجابَةَ ، فَاِلَيْكَ يا رَبِّ نَصَبْتُ وَجْهي ، وَ اِلَيْكَ يا رَبِّ مَدَدْتُ يَدي ، فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ لي دُعائي ، وَ بَلِّغْني مُنايَ ، وَ لا تَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجائي ، وَ اكْفِني شَرَّ الْجِنِّ وَ الإنْسِ مِنْ اَعْدائي .
20.      يا سَريعَ الرِّضا اِغْفِرْ لِمَنْ لا يَمْلِكُ إلاّ الدُّعاءَ ، فَاِنَّكَ فَعّالٌ لِما تَشاءُ ، يا مَنِ اسْمُهُ دَواءٌ وَ ذِكْرُهُ شِفاءٌ وَ طاعَتُهُ غِنىً ، اِرْحَمْ مَنْ رَأْسُ مالِهِ الرَّجاءُ ، وَ سِلاحُهُ الْبُكاءُ ، يا سابِـغَ النِّعَمِ ، يا دافِعَ النِّقَمِ ، يا نُورَ الْمُسْتَوْحِشينَ فِي الظُّلَمِ ، يا عالِماً لا يُعَلَّمُ ، صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَ آلِ مُحَمَّد ، و َافْعَلْ بي ما أنْتَ اَهْلُهُ ، وَ صَلَّى اللهُ عَلى رَسُولِهِ وَ الأَئِمَّةِ الْمَيامينَ مِنْ آلِهِ ، وَ سَلَّمَ تَسْليماً كَثيراً

TERJEMAH
DOA KUMAIL

Diajarkan oleh Ali bin Abi Tholib kepada sahabatnya Kumail bin Ziyad
(Disebut juga Doa Khidir)

1
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu
Dan dengan Kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu
Dan merunduk segala sesuatu
Dan merendah segala sesuatu
Dan dengan keagungan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu
Dan dengan kemuliaan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu
Dan dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu
Dan dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu
Dan dengan wajah-Mu yang kekal setelah fana segala sesuatu
Dan dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu
Dan dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu
Dan dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu
Wahai Nur, Wahai Yang Maha Suci
Wahai Yang Awal dari segala yang awal dan Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir
2
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku penyebab hukum karma
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merusak nikmat
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merintangi doa
Ya Allah, ampinilah dosa-dosaku yang menurunkan bencana
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang memutuskan tali harapan
Ya Allah, ampunilah segala dosa yang telah kulakukan
Dan segala kesalahan yang telah kukerjakan
3
Ya allah, aku datang menghampiri-Mu dengan berdzikir (kepada)-Mu
Kumohon pertolongan pada diri-Mu
Aku bermohon kepada-Mu dengan kemurahan-Mu agar Kau dekatkan daku ke haribaan-Mu
Sempatkan daku untuk bersyukur kepada-Mu
Bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan penuh kerendahan, hina dan kekhusyuan
Agar Engkau maafkan dan sayangi daku
Dan jadikan daku rela dan puas akan pemberianmu
Dan dalam segala keadaan tunduk dan patuh (kepada-Mu)
4
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu laksana permohonan orang-orang yang terdesak oleh kesulitannya
Yang menghampiri-Mu ketika terpojok urusannya
Yang besar dambaannya untuk meraih apa yang ada disisi-Mu
Ya Allah, Maha Besar kekuasaan-Mu
Maha Tinggi kedudukan-Mu
Selalu tersembunyi rencana-Mu
Selalu tampak kuasa-Mu
Selalu tegak kekuatan-Mu
Selalu berlaku kodrat-Mu
Tak mungkin lari dari kekuasaan-Mu
5
Ya Allah, tiada kudapat pengampun bagi dosa-doasku
Tiada penutup bagi kejelekan-kejelekanku
Dan tiada yang dapat menggantikan amalku yang jelek dengan kebaikan melainkan Engkau
Tiada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau dengan segala puji-Mu
Telah aku aniaya diriku
Dan telah berani aku melanggar, karena kebodohanku
Tetapi kusandarkan diri pada ingatan dan karunia-Mu yang berkekalan atasku
6
Ya Allah, pelindungku
Betapa banyak kejelekanku yang Kau tutupi
Betapa banyak malapetaka yang telah kau hindarkan
Betapa banyak rintangan yang telah Ku singkirkan
Betapa banyak bencana yang telah Kau gagalkan
Betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kau sebarkan
7
Ya Allah, besar sudah bencanaku
Berlebihan sudah kejelekan keadaanku
Sedikit sekali amal-amalku
Berat benar belenggu (kemalasan)ku
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dariku
Dunia telah memperdayaku dengan tipuannya
Dan jiwaku (telah terpedaya) oleh penghianatan serta kelalaian
Wahai Junjunganku, kumohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu janganlah Kau halangi doaku pada-Mu
(oleh karena) kejelkan amal dan perangaiku
jangan Kau ungkap dengan pantauan-Mu rahasiaku yang tersembunyi
jangan Kau segerakan siksa atas perbuatanku dalam kesendirianku
dari jeleknya perbuatanku dan kejahatanku
dan berkekalannya aku dalam dosa dan kebodohanku
dan banyaknya nafsu dan kelalaianku
Ya Allah, dengan kemuliaan-Mu, sayangilah aku dalam segala suasana
Dan kasihi aku dalam segala perkara
8
Illahi, Rabbi, siapa lagi bagiku selain Engaku yang kumohon
Agar melepaskan deritaku dan memperhatikan urusanku
Illahi, Pelindungku, akankah Kau tetapkan hukuman padaku kala kuikuti hawa nafsuku
Dan ketidakwaspadaanku terhadap tipuan musuhku
Hingga kuterbujuk olhe(selera) nafsuku
Dan terlena dalam buaian birahiku
Lalu kulanggar sebagain peraturan-peraturan yang kau tetapkan bagiku
Dan kulanggar sebagian perintah-perintah-Mu
Cukup sudah bagi-Mu dalih (dalam menjatuhkan hukuman) padaku atas semua kelakuanku itu
Dan tiada alasan bagiku (menolak) hukuman yang akan Kau jatuhkan padaku atas semua ulahku itu
(demikian pula) atas hukum dan bencana yang harus menimpaku
9
Kini aku datang menghadap kepada-Mu, ya Illahi
setelah semua kecerobohan dan pelanggaranku atas diriku
memohon maaf, mengungkapkan penyesalan dengan hati luluh
merasa jera, mengharap ampunan menginsafi kesalahan
mengakui kelalaian, menyadari kecerobohan menginsafi kesalahan
tiada kutemui tempat melarikan diri, dari (dosa-dosa) yang telah kulakukan
dan tiada tempat berlindung agar kuterlepas dari segala noda dan beban
melainkan Kau kabulkan permohonan ampunanku
dan memasukkan daku ke dalam lautan kasih-Mu

10
Ya Allah, terimalah alasan (pengakuan)ku ini
Dan kasihanilah beratnya kepedihanku
Dan bebaskanlah daku dari kekuatan belengguku
Ya Rabbi, kasihanilah kelemahan tubuhku 3X
Kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku
Wahai Yang mula-mula menciptakanku, menyebut dan mendidikku
Memperlakukanku dengan baik dan memberiku kehidupan
Berikanlah aku karunia-Mu karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan-Mu kepadaku
11
Ya Illahi, Tuhanku, Pemeliharaku
Apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu setelah aku mengesakan-Mu
Setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu
Setelah lidahku bergeatr menyebut-Mu
Setelah jiwaku terikat dengan cinta-Mu
Setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku seraya tunduk bersimpuh pada kekuasaan-Mu?
Tidak, Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang Engkau ayomi
Atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan
Atau menyisihkan orang yang Kau naungi
Atau menjatuhkan pada bencana orang yang Engkau cukupi dan sayangi
Aduhai diriku, ya Tuhanku, Illahi, Pelindungku
Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu?
Dan lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keesaan-Mu
Dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu?
Kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui ketuhanan-Mu?
Hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau sehingga bergetar ketakutan?
Tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu?
Dan dengan merendah memohon ampunan-Mu?
Tidak sedemikian itu dugaan (kami) pada-Mu
Dan juga tidak demikian kami diberitahukan tentang kemuliaan-Mu
12
Wahai Pemberi Karunia, Wahai Pemelihara 3X
Engkau mengetahui kelemahanku dalam menanggung beban dunia serta (derita) akibatnya
Serta kesusahan-kesusahan yang menimpa penghuninya
Padahal semua bencana dan kesusahan itu singkat masanya
Sebentar lalunya, pendek usianya
Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat
Dan siksaan-siksaan yang dahsyat di sana … ?
Bencana yang panjang masanya
Dan kekal posisinya
Serta tidak diringankan bagi penghuninya
Sebab semuanya tidak terjadi kecuali karena murka, balasan dan amarah-Mu
Inilah yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya
Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku (menanggungnya)
Padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa
13
Ya Illahi, Rabbi, Tuhanku, Pelindungku
Urusan apa lagi kiranya yang aku adukan kepada-Mu
Mestikah aku menangis, menjerit
Apakah karena pedihnya azab dan beratnya siksa … ?
Ataukah karena lamanya derita dan langgengnya bencana … ?
Sekiranya Engkau siksa aku beserta musuh-musuh-Mu
Dan Kau himpunkan aku bersama penghuni siksa-Mu
Dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaan-Mu
Oh seandainyaku, Ya Illahi, Tuhanku, Pelindungku, Pemeliharaku
(anggaplah) aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu?
Dan (anggaplah) aku dapat bersabar menahan panas api-Mu
Mana mungkin aku dapat bersabar melihat pada kemuliaan-Mu?
Mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku hanyalah maaf-Mu?
Demi kemuliaan-Mu, wahai tuanku, pelindungku
Aku bersumpah dengan tulus
Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara (di sana)
Di tengah penghuninya aku akan menangis, seperti tangisan mereka yang menyimpan harapan
Aku akan menjerit, jeritan mereka yang memohon pertolongan
Akuakan merintih, rintihan orangyang kehilangan (harapan)
Sungguh aku akan menyeru-Mu dimanakah Engkau, wahai Pelindung kaum mukminin
Wahai tujuan harapan kaum arifin
Wahai Lindungan kaum yang memohon perlindungan 3X
Wahai Kekasih hamba-hamba(Mu) yang tulus
Wahai Tuhan seru sekalian alam
14
Akankah Engkau perlakukan demikian … ? Maha Suci Engkau Ya Illahi, dengan segala puji-Mu
Kala Kau dengar suara hamba muslim (di dalam neraka) yang terkurung karena keingkarannya
Yang merasakan siksa karena kedurhakaannya
Yang terperosok ke dalamnya karena dosa dan nistanya …?
Sedankan ia merintih kepada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu
Ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu
Ia bertawassul kepada-Mu dengan ketuhanan-Mu
Wahai Pelindungku, bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa …?
Padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang dahulu
Mana mungkin neraka menyakitinya …?
Padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu
Mana mungkin jilatannya menghanguskannya …?
Padahal Engkau dengar suaranya dan Engkau lihat posisinya
Mana mungkin kobarannya mengurungnya …?
Padahal Engkau mengetahui kelemahannya
Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya …?
Padahal Engkau mengetahui ketulusannya
Mana mungkin Malaikat Zabaniyyah menghempaskannya …?
Padahal ia memanggil-Mu Ya Rabbi … Ya Allah …
Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan daripadanya
Lalu Engkau meninggalkannya di sana … ?
Tidak, tidak demikian itu sangkaku kepada-Mu
(juga) tidak pula menunjukkan kesohoran karunia-Mu
(juga) tidak seperti itu dengan kebaikan serta karunia-Mu Engkau akan perlakukan orang-orang yang bertauhid
15
dengan yakin aku berani berkata
kalau bukan karena keputusan-Mu untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu
dan ketetapan dari-Mu agar mengekalkan di sana orang-orang yang melawan-Mu
niscaya Kau jadikan neraka seluruhnya sejuk dan damai
tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal dan menetap bagi siapa pun
tetapi Maha Kudus asma-Mu
Engkau telah bersumpah untuk memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia seluruhnya
Engkau akan mengekalkan di sana kaum durhaka
Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu, Engkau telah berkata
Setelah menyebut nikmat yang Engkau berikan
“Akan samakah orang mukmin seperti orang durjana/fasiq. Sungguh tidak sama mereka itu.”
16
Illahi, Tuhanku
Aku memohon kepada-Mu dengan kodrat yang telah Engkau tentukan
Dengan Qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan
Dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada orang yang dikenai
Limpahkanlah (ampunan-Mu) padaku di malam ini, disaat ini
Pada semua nista yang pernah aku kerjakan
Pada semua dosa yang pernah aku lakukan
Pada semua kejelakan yang pernah aku rahasiakan
Pada semua kejahilan yang pernah aku kerjakan
Yang aku sembunyikan atau aku tampakkan
Yang aku tutupi atau aku tunjukkan
(ampuni) semua keburukan yang telah Engkau suruhkan malaikat yang mulia mencatatnya
mereka yang Engkau tugaskan untuk merekam segala yang ada padaku
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku
dan Engkau sendiri pengawas di belakang mereka
dan saksi bagi apa yang tak terpantau oleh mereka
dengan rahmat-Mu sembunyikanlah (keburukan-keburukan itu)
dengan karunia-Mu tutupilah itu
dan perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan
atau setiap karunia yang Kau limpahkan
atau setiap keberuntungan yang Kau sebarkan
atau setiap rezeki yang Kau curahkan
atau setiap dosa yang Kau ampunkan
atau setiap kesalahan yang Kau sembunyikan
17
Wahai Tuhanku, wahai yang menciptakanku, wahai yang memeliharaku
Ya Illahi, Tuhanku, Pelindungku, Pemilik Nyawaku
Wahai Zat Yang di Tangan-Nya ubun-ubunku
Wahai Yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku
Wahai Yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku
Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku, Wahai Yang memeliharaku
Aku memohon kepada-Mu demi kebenaran dan kesucian-Mu
Dan demi keagungan sifat dan asma-Mu
Jadikan waktu malam dan siangku dipenuhi dengan dzikir pada-Mu
Senantiasa mengabdi kepada-Mu
Diterima amal-amalku di sisi-Mui
Sehingga perbuatan dan ucapan-ucpanku seluruhnya menyatu
Dan kekekalan selalu keadaanku dalam berbakti kepada-Mu
18
Wahai Tuanku, Wahai Zat yang kepada-Nya aku percayakan diriku
Yang kepada-Nya aku adukan keadaanku
Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku, Wahai Yang memeliharaku 3X
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti kepada-Mu
Taguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku
Karuniakan kepadaku kesungguhan agar takut kepada-Mu
Senantiasa untuk berbakti kepada-Mu
Sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama pendahulu
Dan berlari ke arah-Mu bersama orang-orang yang berpacu
Merindukan dekat kepada-Mu bersama yang merindukan-Mu
Jadikan daku dekat pada-Mu, dekatnya orang-orang yang ikhlas
Dan takut pada-Mu, takutnya orang-orang yang yakin
Dan berkumpul di hadirat-Mu bersama kaum mukminin
19
Ya Allah siapa saja bermaksud buruk kepadaku, tahanlah dia
Siapa saja yang memperdayaku, perdayakanlah dia 3X
Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya di sisi-Mu
Yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu
Yang paling istimewa tempatnya di dekat-Mu
Sungguh semua ini tidak akan tercapai kecuali dengan karunia-Mu
Limpahkan kepadaku kemurahan-Mu
Sayangi daku dengan kebaikan-Mu
Jaga diriku dengan rahmat-Mu
Gerakkan lidahku untuk selalu berdzikir pada-Mu
Penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu
Berikan kepadaku dari yang terbaik dari ijabah-Mu
Hapuskan bekas kejatuhanku
Ampunilah ketergelinciranku
Sungguh Engkau telah wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah kepada-Mu
Dan Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu
Dan Engkau jaminkan kepada mereka ijabah-Mu
(karena itu) kepada-Mu ya Rabbi kini kuhadapkan wajahku
kepada-Mu ya Rabbi kupanjatkan tanganku
demi kebesaran-Mu perkenankanlah doaku sampaikan daku pada cita-citaku
jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu
lindungi aku dari kejahatan jin dan manusia musuh-musuhku
20
Wahai Yang Maha Cepat ridha-Nya
Ampunilah orang yang tidak memiliki apa pun kecuali hanya doa
Karena sesungguhnya Engkau akan melakukan apa-apa yang Kau kehendaki
Wahai Yang Asma-Nya adalah penawar dan dzikir (pada-Nya) adalah obat dan ketaatan kepada-Nya adalah kekayaan
Sayangilah orang yang modalnya hanya harapan dan senjatanya hanya tangisan
Wahai Penabur Karunia, Wahai Penolak Bencana
Wahai Nur yang menerangi mereka yang terhempas dalam kegelapan
Wahai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu
Karuniailah Muhammad dan keluarga Muhammad
Lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu
Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada Rasul-Nya serta pada Imam yang mulia dari keluarganya dan sampaikan sebanyak-banyaknya salam kepada mereka.
Dengan Rahmat-Mu Wahai Yang Maha Pengasih